Jakarta – Ketua Umum dari Ganjarist Kris Tjantra merespons keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang memecat Anwar Usman sebagai ketua MK imbas dari pelanggaran etik yang dilakukan oleh Anwar. Kris berpendapat bahwa paman dari Gibran Rakabuming Raka tersebut seharusnya tidak hanya dipecat sebagai ketua MK, namun juga dihentikan dari jabatannya sebagai hakim MK.
“Pak Anwar Usman seharusnya diberhentikan tidak dengan hormat sebagai hakim konstitusi atau mundur secara legawa karena telah mencoreng lembaga tinggi MK,” kata Kris dalam pesan yang diterima pada Rabu (8/11/2023).
Kris berpendapat bahwa jika Anwar Usman mengambil dua opsi tersebut, maka wajah dari MK akan bisa diselamatkan. Kris menambahkan bahwa saat ini, MK sedang dalam perbincangan publik menjelang kontestasi Pilpres 2024.
“Tentu saja kita tahu fakta ada kedekatan antara Pak Anwar Usman dan keluarga Pak Presiden,” ungkapnya.
Kris juga menyatakan bahwa masyarakat ingin MK segera berbenah untuk mendapatkan kepercayaan publik kembali. Dia berharap bahwa pembenahan di lembaga MK dapat dilakukan secepatnya untuk memastikan bahwa lembaga tersebut, seperti MK harus netral dan bisa menjaga wibawa.
“Kami di Ganjarist sangat berharap MK bisa menempatkan diri dalam posisi tersebut dan segera dilakukan pembersihan agar wajah MK mendapatkan kepercayaan kembali dari publik,” ujar Kris.
Diberitakan sebelumnya, MKMK membacakan putusan nomor 2/MKMK/L/11/2023 terkait dengan dugaan pelanggaran etik hakim MK dengan terlapor Ketua MK Anwar Usman. Dalam amar putusannya, Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa hakim terlapor, yakni Anwar Usman terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim konstitusi.
Putusan itu dibacakan oleh Jimly dalam sidang yang digelar di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (7/11/2023). Sidang ini dipimpin oleh Jimly Asshiddiqie selaku Ketua MKMK serta anggota Bintan R Saragih dan Wahiduddin Adams.
