Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, memutuskan untuk lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) daripada menjadi ketua umum dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jokowi menganggap bahwa PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum yang lebih baik dan berkompeten menjelang Muktamar yang akan diadakan pada bulan September. Dalam sebuah pernyataan usai Salat Idul Adha di Solo, Jumat (6/6), Jokowi menyatakan bahwa PSI adalah pilihannya. Respons dari PSI pun positif, dengan Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman menyatakan bahwa partai tersebut siap menerima Jokowi sebagai kader dan calon ketua umum. Sementara itu, PPP tidak terlalu ambil pusing atas keputusan Jokowi dan memberikan penghormatan terhadap pilihannya. Usman Tokan dari PPP mengatakan bahwa Jokowi memahami budaya politik di berbagai partai politik di Indonesia. Dia juga menekankan pentingnya Jokowi menjadi seorang negarawan dan memberikan kontribusi yang lebih luas bagi negara setelah masa jabatannya sebagai presiden. Partai-partai tersebut sedang mempersiapkan pemilihan ketua umum masing-masing, dengan PPP akan mengadakan Muktamar pada September 2025 dan PSI akan menggelar Kongres tahun ini. Terkait isu-isu terkait nama Jokowi dengan kedua partai tersebut, PPP mencalonkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman sedangkan PSI dilaporkan tidak akan menerima Jokowi sebagai kader. Selain itu, pengurus PSI juga menegaskan kesiapan mereka untuk terus mendukung visi dan misi Jokowi terkait kemajuan Indonesia.

Share
- Advertisement -
Baca Lainnya