Pada tanggal 2 Juni 2025, Direktur Jenderal SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, menyampaikan strategi untuk menekan kematian jemaah haji, terutama saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Strategi tersebut melibatkan penyatuan PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan dengan Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) untuk mendampingi jemaah. Para dokter spesialis akan standby di 8 markaz/maktab untuk mendukung jemaah dengan jumlah TKHK yang sedikit namun jumlah jemaah yang banyak.
Kepala BPOM, dr. Taruna Ikrar, yang juga anggota Tim Amirul Hajj, mengungkapkan keprihatinan terhadap angka kematian jemaah haji yang meningkat. Dr. Taruna menyerukan peningkatan pelayanan kesehatan untuk menekan angka kematian di kalangan jemaah, sambil menyoroti kendala izin operasional klinik dan praktik bagi petugas kesehatan.
Untuk mengatasi permasalahan izin operasional tersebut, dr. Taruna berencana berbicara dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi guna memastikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi lebih dari 200 ribu jemaah haji Indonesia. Disamping itu, akan dibahas pula mengenai masalah jemaah yang menahan rasa sakit di hotel karena kendala komunikasi dan kurangnya pemahaman bahasa di RS setempat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected] Aji Muhawarman, ST, MKM sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI.