Jutaan jemaah dari seluruh dunia memadati Tanah Suci setiap tahunnya untuk menunaikan ibadah haji. Data terbaru dari Kementerian Agama menunjukkan bahwa lebih dari 189.000 jemaah haji reguler telah tiba di Arab Saudi dan lebih dari 15.000 jemaah haji khusus sudah diberangkatkan dari Indonesia. Namun, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mencatat bahwa sebagian besar jemaah Indonesia berisiko tinggi terutama kategori Lansia, dengan 79% di antaranya membutuhkan perawatan medis.
Banyak dari jemaah yang mengalami cedera dan gangguan tulang serta sendi selama pelaksanaan haji. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerumunan yang padat saat tawaf, sai, atau saat turun dari transportasi umum, kondisi fisik yang tidak optimal, kelelahan karena durasi ibadah yang panjang, serta permukaan yang tidak rata atau licin. Untuk mengurangi risiko cedera, dr. Yudha Mathan Sakti memberikan beberapa saran, seperti istirahat, kompres dengan air dingin, dan segera mendapatkan penanganan medis.
Selain itu, dr. Ghulam Iskandarsyah juga menekankan pentingnya jemaah yang lebih muda untuk membantu dan melindungi jemaah yang lebih rentan dan Lansia. Dengan persiapan dan kesadaran yang baik, risiko cedera dan fraktur tulang dapat diminimalisir, memungkinkan jemaah menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk. Kesehatan adalah aset berharga dalam perjalanan menunaikan rukun Islam terakhir ini.
Kisah perawatan jemaah haji Indonesia yang sedang dirawat akibat gangguan tulang dan sendi ini disaksikan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui hotline resmi 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected] Jaga kesehatan, karena kesehatan adalah kekayaan yang tak ternilai dalam menunaikan ibadah.