Vitamin A diperlukan untuk mendukung pembentukan sistem kekebalan tubuh. Sangat penting bagi anak-anak yang mengalami gizi buruk, penderita campak, dan untuk mencegah gangguan penglihatan.
Vitamin A sangat dibutuhkan sejak bayi baru lahir atau setidaknya hingga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) untuk membantu sistem kekebalan tubuh agar bayi tidak mudah jatuh sakit. Pada enam bulan pertama kehidupan, bayi mendapat vitamin A dari ASI dan setelah itu kadar vitamin A akan menurun. Meskipun bayi mulai diberi makanan pendamping ASI, namun itu mungkin hanya memenuhi 70 persen kebutuhannya sehingga perlu memberikan suplemen untuk mencegah kekurangan vitamin A.
Menurut dr. Novitria Dwinanda, Sp. A. (K.), spesialis nutrisi dan penyakit metabolik anak, anak usia enam bulan hingga lima tahun rawan mengalami kekurangan vitamin A. Kekurangan ini dapat membuat anak mudah jatuh sakit karena fungsi vitamin A berkaitan dengan pembentukan sel dan imunitas tubuh. Bahkan, kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kematian anak.
Program pemberian vitamin A dimulai di Indonesia pada tahun 1978 untuk mengatasi kasus kebutaan anak akibat kekurangan vitamin A. Meskipun kasus xeroftalmia pada anak sudah menurun, program pemberian vitamin A tetap dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
Selain pada anak yang mengalami campak, suplemen vitamin A juga diberikan pada anak gizi buruk. Karena pada anak gizi buruk, ususnya tidak dapat menyerap semua nutrisi termasuk vitamin A. Kekurangan vitamin A juga dapat menyebabkan gangguan pada kulit dan penglihatan.
Meskipun telah mendapatkan imunisasi, tubuh tetap memerlukan asupan vitamin A karena vaksin hanya mencegah virus tertentu. Program pemberian vitamin A hanya diberikan sampai usia 59 bulan, namun setelah itu anak tetap harus memenuhi kebutuhan vitamin A dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A.
