Jakarta – Smart City sedang diperjuangkan oleh pemerintah saat ini. Untuk membangun Smart City, dibutuhkan stabilitas dan keandalan koneksi internet dan pasokan listrik tanpa gangguan.
Oleh karena itu, jaringan 5G dan migrasi ke jaringan listrik pintar menjadi fondasi utama untuk mewujudkan konsep smart city yang canggih dan modern.
Vice President Power System Schneider Electric Indonesia, Surya Fitri, mengungkapkan bahwa menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada Juli 2023, layanan 5G di Indonesia sudah tersedia di wilayah Jabodetabek, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Batam, Denpasar, dan Balikpapan.
Namun, upaya untuk memperluas jangkauan 5G tetap menjadi prioritas, dan titik ekspansinya akan disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Kemkominfo sendiri memiliki target pengembangan jaringan 5G untuk mendukung pembangunan kota cerdas, melalui Gerakan Menuju Smart City dengan target 150 kabupaten dan kota terafiliasi.
Surya menjelaskan bahwa transformasi menjadi jaringan listrik pintar kini menjadi suatu kebutuhan untuk meningkatkan kinerja jaringan listrik yang semakin terdistribusi dan diverifikasi sumber energinya.
Untuk mendukung jaringan listrik pintar, diperlukan pemantauan dan kontrol secara real time, otomatisasi jaringan, peningkatan keamanan dan keselamatan pekerja, pemeliharaan, layanan konsumen yang baik, dan sumber daya energi terdistribusi.
Surya juga menjelaskan bahwa jaringan dua arah tercipta dengan semakin banyak konsumen energi yang menjadi produsen melalui penggunaan energi terbarukan dan penyimpanan energi yang terus meningkat.
Dengan memanfaatkan konektivitas 5G, operator jaringan listrik dapat memantau dan mengontrol produksi dan penyimpanan energi dari sumber-sumber yang terdesentralisasi ini. Hal ini memastikan integrasi energi terbarukan yang lancar ke dalam jaringan, menyeimbangkan pasokan dan permintaan, dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya energi bersih.
Sumber : kil/kil
