Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, mengatakan bahwa belum ada informasi mengenai intelijen TNI yang tewas di Papua. Menurut Julius, informasi tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut.
“Sampai saat ini belum ada informasi tentang hal tersebut (anggota TNI tewas di Papua),” kata Julius saat dikonfirmasi oleh Tempo, pada Kamis, 2 November 2023.
Julius mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang juga dikenal sebagai Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) sering kali mengklaim. Mereka sering kali menembak warga sipil namun mengaku sebagai anggota TNI.
“Seringkali mereka (KSTP) menembak warga sipil namun mengaku sebagai intel,” kata Julius.
Julius juga mengaku telah mendengar adanya penembakan di wilayah Papua yang mengakibatkan seorang tewas. Namun, kabar yang diterimanya menyebutkan bahwa korban tersebut adalah warga sipil.
“Korban warga sipil menjadi korban oleh KSTP sekian kali,” kata Julius.
Sebelumnya, seorang penjaga kios di Kampung Purume, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, tewas ditembak pada Selasa, 31 Oktober 2023 sekitar pukul 13.00 WIT. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap XVIII Ilaga, menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Juru bicara Komnas TPNPB, Sebby Sambom, mengatakan bahwa korban yang tewas diyakini sebagai seorang intel yang menyamar sebagai penjaga kios.
“Kronologinya dimulai dari seorang warga sipil Papua yang mengalami gangguan jiwa membawa pistol mainan dan bermain di sekitar kios, lalu tiba-tiba intel penjaga kios mengeluarkan pistol asli dan menembak orang gila tersebut,” kata Sebby Sambom melalui keterangan resmi yang diterima Tempo, Rabu, 1 November 2023.
Setelah itu, pasukan TPNPB datang dan mengepung tempat tinggal penjaga kios tersebut. Mereka menembak mati pelaku yang menyamar sebagai penjaga kios.
Sebby melanjutkan, dia mengultimatum agar masyarakat mengosongkan wilayah Distrik Mulia. “Jika tidak, kami siap melakukan eksekusi terhadap semua masyarakat pendatang yang datang mencari makan di seluruh wilayah konflik, terutama di Mulia,” kata Sebby Sambom.