Hujan deras yang terus mengguyur Kota Semarang sejak Rabu (22/10) telah menyebabkan ribuan rumah tergenang banjir, mengakibatkan jalan utama lumpuh dan aktivitas warga terganggu. BPBD Kota Semarang mencatat bahwa sebanyak 38.180 jiwa terdampak banjir, dengan sebagian besar berasal dari Kecamatan Genuk dan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan. Genangan terjadi di beberapa lokasi seperti Bangetayu Kulon, Banjardowo, Gebangsari, dan Genuksari dengan ketinggian air mencapai 20-60 sentimeter. Wilayah Jalan Nasional Kaligawe juga terendam air setinggi setengah meter, menyebabkan lalu lintas tersendat.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, genangan terjadi karena sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air, ditambah dengan luapan Sungai Tenggang. Meskipun demikian, hingga Jumat sore belum ada laporan warga yang mengungsi. BPBD Kota Semarang dan pemerintah daerah terus melakukan upaya penyedotan air di berbagai lokasi. Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang memperkirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih akan terjadi hingga awal November.
Selain Semarang, banjir juga melanda Kabupaten Grobogan sejak Selasa, dengan ribuan rumah dan lahan pertanian terdampak genangan. Di tengah upaya penanganan banjir, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memerintahkan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengalihkan curah hujan dari wilayah terdampak banjir. Operasi ini melibatkan berbagai pihak seperti BMKG, BRIN, TNI AU, dan BPBD Jawa Tengah. Meskipun OMC dijadwalkan berlangsung tiga hingga lima hari, BNPB tetap mengingatkan bahwa modifikasi cuaca bukan solusi permanen, dan perbaikan sistem drainase serta normalisasi sungai tetap diperlukan di wilayah terdampak.

