Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, mewajibkan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum memiliki kualitas air yang layak untuk memasak menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menggunakan air mineral dalam kemasan galon. Langkah ini diambil sebagai antisipasi sementara sebelum SPPG memiliki fasilitas pengelolaan air yang dilengkapi dengan filter dan teknologi sinar ultraviolet (UV). Nanik menjelaskan bahwa beberapa kasus keracunan yang terjadi akibat makanan MBG dipicu oleh kualitas air yang digunakan.
Contohnya, kasus di Kabupaten Bandung Barat beberapa waktu lalu. Sebesar 72 persen kasus keracunan dipicu oleh masalah air, menurut Kemenkes. Nanik juga menyebut bahwa sanitasi lingkungan sekitar SPPG menjadi perhatiannya. Hal ini akan menjadi bagian dari Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola MBG yang akan disahkan. Tujuannya adalah mencegah anak-anak Indonesia menjadi korban keracunan saat mengonsumsi makanan dari Program MBG.
Sebelumnya, Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengakui bahwa Program MBG menyumbang 46 persen kasus keracunan pangan di Indonesia. Namun, kebanyakan kasus keracunan tidak disebabkan oleh MBG, melainkan oleh faktor lain. Dadan juga menegaskan bahwa kasus keracunan pangan di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh MBG, yang menyumbang 46 persen, sementara 54 persennya disebabkan oleh faktor lain yang tidak dilaporkan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko keracunan pangan di Indonesia secara keseluruhan.
