Pada tanggal 24 Juli 2025, Jakarta merayakan tema Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 dengan refleksi mendalam akan makna persatuan. Frasa “Bersatu dalam Kedaulatan, Rakyat Makmur, Indonesia Maju” mencerminkan visi nasional yang besar yang diperjuangkan bersama oleh para pemimpin negara dan warganya.
Menurut Noudhy Valdryno, Wakil untuk Penyebaran dan Informasi Media di Kantor Komunikasi Presiden (KPC), frasa “Bersatu dalam Kedaulatan” menggambarkan semangat yang mencerminkan karakter masyarakat Indonesia — menjunjung harmoni dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, frasa “Rakyat Makmur,” seperti yang dijelaskan oleh Ryno, mencerminkan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Melalui 8 Asta Cita, 17 program prioritas, dan 8 Program Dampak Percepatan, pemerintah fokus pada memberikan perbaikan nyata dalam kesejahteraan masyarakat.
“Kami memastikan bahwa anak-anak kita menerima makanan sesuai standar gizi melalui program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Anak-anak yang sebelumnya kekurangan akses ke pendidikan sekarang didukung melalui inisiatif Sekolah Rakyat. Upaya-upaya ini bertujuan untuk memberi mereka pondasi untuk kehidupan yang lebih makmur,” ungkap Ryno di Jakarta pada hari Rabu (24/7).
Sementara untuk “Indonesia Maju,” Ryno menjelaskan bahwa hal tersebut adalah aspirasi bersama untuk menjadi negara maju dengan meningkatkan daya saing global, memajukan infrastruktur, dan mewujudkan visi Indonesia Emas.
“Masyarakat dapat langsung merasakan kemajuan ini melalui peluang pengembangan diri, akses yang adil terhadap pendidikan, dan rasa bangga akan bangsa yang semakin berkembang,” tegasnya.
Ryno lebih lanjut menjelaskan bahwa simbol persatuan tertanam dalam logo resmi Hari Kemerdekaan ke-80, yang terdiri dari tiga elemen utama, masing-masing mewakili lintasan nasional Indonesia.
Elemen pertama, bentuk inti, melambangkan persatuan sebagai dasar dari kedaulatan.
“Dalam keberagaman kita, ada fondasi yang kuat yang mengikat kita bersama. Ini berfungsi sebagai penyeimbang terhadap garis-garis lingkaran dinamis. Bentuk ini menciptakan stabilitas visual dan memperkuat keterhubungan elemen-elemen tersebut. Simbol ini mengingatkan kita bahwa kedaulatan hanya dapat berkembang ketika rakyat merasa diwakili dan disertakan,” jelas Ryno.
Elemen kedua adalah Garis Manifestasi — garis putih dalam logo yang mengikuti lintasan melingkar untuk membentuk siluet angka 80. Dibentuk sebagai garis kontinu, garis ini menekankan kontur angka tersebut dan melambangkan gerak yang berkelanjutan. Ini juga mewakili perjalanan kolektif masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih adil, berkeadilan, dan bermartabat, menyimbolkan aspirasi bersama.
“Garis ini menjadi manifestasi visual dari kemakmuran masyarakat,” tegas Ryno.
Elemen ketiga adalah bentuk lengkap, yang menggambarkan integrasi dari semua elemen menjadi logo yang bersatu. Menurut Ryno, ini mencerminkan citra Indonesia yang progresif dan terhubung.
“Simbol ini adalah doa visual — harapan bahwa sinergi di antara semua elemen bangsa terus mendorong kemajuan yang berkelanjutan dan inklusif di seluruh Nusantara,” tambahnya.
Selain desain visualnya, tema persatuan juga terlihat dalam komitmen pemerintah terhadap transparansi, kejelasan arah kebijakan, dan kepercayaan publik — elemen-elemen yang diidentifikasi oleh Ryno sebagai fondasi penting bagi kemajuan nasional. Di era digital seperti sekarang, dia mencatat bahwa peredaran informasi telah membuat masyarakat semakin rentan terhadap informasi yang salah.
“Dari Kantor Komunikasi Presiden, kami berharap bahwa di tahun kemerdekaan Indonesia ke-80 ini, rakyat kita menjadi lebih cermat, kritis, dan tangguh dalam menghadapi tantangan komunikasi modern — terutama yang ditimbulkan oleh Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian (DSH), yang mengancam persatuan nasional,” ucapnya.
Mengenai pelaksanaan perayaan Hari Kemerdekaan ke-80, Ryno menekankan pentingnya kolaborasi yang luas. Acara peringatan dirancang untuk inklusif dan partisipatif, melibatkan semua segmen masyarakat — termasuk pemerintah, sektor swasta, kelompok masyarakat, dan masyarakat umum.
“Logo resmi ini sendiri didasarkan pada semangat ‘Milik Bersama, Perayaan Bersama,’ mempromosikan kebanggaan kolektif sebagai kekuatan penggerak menuju Indonesia yang berdaulat, makmur, dan maju,” kata Ryno.
Logo ini merupakan hasil kolaborasi antara Komite Nasional Hari Ulang Tahun ke-80, yang dikoordinir oleh Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Ekonomi Kreatif, dan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI).
“Logo ini, yang didesain oleh Bram Patria Yoshugi, terpilih dari 245 proposa terbaik negara. Presiden Prabowo sendiri ikut serta dalam memilih desain dengan makna paling kuat,” tutup Ryno.

