Terkait dengan penemuan narkoba jenis heroin yang jarang terjadi di Ibu Kota, petugas Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar upaya penyelundupan heroin dengan metode baru. Heroin seberat 1,5 kilogram disembunyikan dengan rapi di dalam kompartemen pintu mobil dan dikirim dari luar daerah, tepatnya dari Pekanbaru. Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ahmad David, mengungkapkan bahwa temuan ini merupakan indikasi bahwa Jakarta masih menjadi pasar yang menarik bagi bisnis narkoba ilegal. Heroin yang ditemukan diduga berasal dari kawasan Golden Triangle, yaitu Thailand, Laos, dan Myanmar, serta Amerika Latin, yang terkenal sebagai sentra produksi narkoba global. David juga menyoroti bahaya heroin ini, yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, jantung, dan hati.
Dia juga menegaskan bahwa meskipun nama-nama besar dalam bisnis narkoba seperti Fredy Pratama sedang dalam pengejaran, jaringan narkoba terus berkembang. Dengan tingginya permintaan dan potensi keuntungan yang besar, bisnis narkoba terus berlanjut. Selama periode Mei hingga Juni 2025, Ditresnarkoba Polda Metro Jaya sudah mengungkap 1.243 kasus narkoba, dengan total 1.672 tersangka yang berhasil ditangkap. Sebanyak 60 persen dari tersangka tersebut menjalani rehabilitasi karena mereka bukan pelaku utama, sementara sisanya dijerat hukum karena perannya sebagai pengedar narkoba. Tingginya jumlah kasus ini adalah bukti dari komitmen pemerintah dan kepolisian dalam memberantas peredaran gelap narkoba di Jakarta.