Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa inovasi dan teknologi medis memainkan peran penting dalam pembangunan sistem kesehatan nasional yang efisien, inklusif, dan berkelanjutan. Pada forum 2025 APAC Health and Life Sciences Summit – Spotlight Indonesia, beliau menyampaikan bahwa belanja sektor kesehatan di Indonesia terus meningkat secara tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi. Menkes Budi menyebut bahwa tanpa efisiensi, sistem kesehatan tidak akan bertahan, dan pendekatan berbasis teknologi adalah strategi kunci untuk menyeimbangkan anggaran kesehatan.
Dalam paparannya, Menkes Budi menyoroti kebutuhan tambahan anggaran hingga USD 84 miliar dalam lima tahun ke depan agar Indonesia dapat menyamai standar layanan kesehatan seperti di Malaysia. Beliau juga menekankan peran teknologi medis, seperti PCSK9 inhibitor, dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan. Berbagai inovasi medis yang dapat diadopsi, seperti bedah robotik dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), juga dibahas sebagai cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan sambil mengurangi biaya.
Pemerintah memperkirakan total belanja sektor kesehatan Indonesia mencapai USD 240 miliar dalam lima tahun mendatang, dengan sebagian besarnya dialokasikan untuk pengadaan alat kesehatan dan pengembangan teknologi medis. Menkes Budi menekankan pentingnya melihat teknologi kesehatan sebagai jawaban atas tekanan fiskal yang semakin berat, serta membangun sistem kesehatan yang tangguh dan modern untuk Indonesia. Dengan adanya teknologi medis, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan kesehatan masa depan dengan lebih efektif dan efisien.