Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia baru-baru ini menandatangani Nota Kesepahaman dengan perusahaan teknologi Qure.ai untuk meningkatkan kerja sama dalam pemanfaatan kecerdasan buatan di sektor kesehatan. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk memperkuat deteksi dini Tuberkulosis (TB) dan penyakit lainnya melalui pencitraan sinar-X dada di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk. Dengan kolaborasi ini, diharapkan proses deteksi dan pengobatan penyakit dapat dilakukan secara lebih cepat, akurat, dan terjangkau.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyambut baik kerja sama ini dan mengakui kontribusi besar dari Qure.ai dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia. Teknologi berbasis kecerdasan buatan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pasien dan tenaga medis dengan analisis data medis yang lebih cepat dan akurat. Melalui program skrining TB berbasis AI, diharapkan dapat mempercepat deteksi dini dan pengobatan untuk sekitar 5 juta kasus terduga TB setiap tahun.
Kerja sama ini juga mencakup pengembangan infrastruktur layanan kesehatan dan sistem pencitraan sinar-X untuk menunjang skrining TB. Langkah-langkah strategis lainnya termasuk penerapan alat berbasis kecerdasan buatan di fasilitas kesehatan, sistem manajemen dan pelaporan pasien terpusat, serta peningkatan kapasitas melalui pelatihan tenaga kesehatan dan teknologi informasi. Pemerintah Indonesia juga siap mendukung adopsi teknologi skrining TB berbasis AI dengan pendanaan yang tepat.
Penerapan teknologi ini di dua rumah sakit sebagai proyek percontohan diharapkan dapat diperluas ke seluruh Indonesia. Namun, untuk keberhasilan implementasi, dibutuhkan infrastruktur yang memadai seperti konektivitas internet stabil, cloud hosting, dan sistem PACS. Keberhasilan implementasi teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit dan pengalaman pasien. Teknologi AI ini diharapkan memberikan solusi jangka panjang dalam peningkatan layanan kesehatan di Indonesia.