Ignaz Semmelweis, seorang dokter yang memperkenalkan pentingnya mencuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman, menjadi salah satu tokoh yang kontroversial dalam dunia medis. Pada abad ke-19, ketika Semmelweis bekerja di bangsal kebidanan di Wina, dia menemukan hubungan antara tangan kotor dengan infeksi mematikan. Namun, inovasinya ini tidak langsung diterima oleh komunitas medis karena bertentangan dengan kepercayaan saat itu.
Lahir pada 1 Juli 1818 di Buda, Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweis merupakan seorang dokter yang mendedikasikan dirinya dalam memecahkan masalah penyebaran infeksi di dunia medis. Meskipun awalnya belajar hukum, Semmelweis akhirnya memperoleh gelar doktor kedokteran pada tahun 1844 dan bergabung dengan divisi kebidanan Rumah Sakit Wina.
Dalam penelitiannya, Semmelweis menemukan bahwa demam nifas, penyebab kematian ibu di Eropa pada saat itu, disebabkan oleh infeksi streptococcus. Setelah teman dan koleganya, Jakob Kolletschka, meninggal karena infeksi yang didapat saat melakukan otopsi, Semmelweis menyimpulkan bahwa penularan dapat terjadi melalui tangan yang tidak bersih. Oleh karena itu, dia mulai menerapkan kebijakan cuci tangan dengan air kapur yang mengandung klorin untuk mencegah penyebaran infeksi.
Meskipun pada awalnya ide ini ditolak dan dianggap kontroversial, lambat laun praktik mencuci tangan yang diperkenalkan oleh Semmelweis mulai diterima secara luas dalam dunia medis. Kontribusi besar dari Ignaz Semmelweis tidak hanya mengubah praktik medis pada zamannya, tetapi juga membuka jalan bagi praktik kebersihan yang berkelanjutan dalam dunia medis modern.