Sunday, February 16, 2025

BSKDN imbau daerah jadikan Tuxedovation rujukan replikasi inovasi

Share

Jakarta (ANTARA) – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong pemerintah daerah (Pemda) di seluruh Indonesia untuk menggunakan aplikasi Tuxedovation sebagai acuan dalam meniru inovasi daerah.

Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo mengatakan bahwa aplikasi ini berisi berbagai data inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh daerah untuk mengembangkan ekosistem inovasi di wilayahnya secara lebih efektif dan efisien.

“Dalam aplikasi Tuxedovation ini terdapat sekitar 14 ribu inovasi, ada video di mana kita tinggal mencari, misalnya tentang inovasi di bidang kelautan akan muncul inovasinya, kemudian kita bisa memilih inovasi mana yang sesuai dengan kondisi daerah kita dan dapat diimplementasikan, kita bisa menirunya,” kata Yusharto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Yusharto saat melakukan pertemuan dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tengah pada Rabu (5/6) mengatakan bahwa metode replikasi dapat dianggap sebagai strategi paling efektif untuk memastikan keberlanjutan dan penyebaran praktik-praktik inovasi di berbagai daerah.

Dia berharap bahwa melalui replikasi ini, pelayanan publik yang lebih berkualitas dapat terwujud, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari inovasi-inovasi yang telah dikembangkan di daerah.

Dengan replikasi ini, kata dia, daerah dapat menambah jumlah inovasi sekaligus meningkatkan kedewasaan inovasi di wilayahnya.

“Bagi daerah yang diadopsi (direplikasi inovasinya), nilai kedewasaannya menjadi lebih baik. Bagi daerah yang mengadopsi (mereplikasi) berarti ada penambahan jumlah inovasi. Tinggal kita terapkan lagi inovasi tersebut ke instansi mana untuk diuji coba, hingga diimplementasikan,” ujarnya.

Yusharto juga menegaskan bahwa metode replikasi ini dapat menjamin keberlanjutan inovasi yang lebih terjamin. Oleh karena itu, pada saat pertemuan dengan BRIDA Sulawesi Tengah, dia mengimbau agar pemerintah provinsi setempat dapat menetapkan inovasi yang tersebar di setiap organ daerah mereka.

Melalui pemetaan tersebut, menurut dia, pengembangan inovasi berbasis replikasi akan menjadi lebih mudah dilakukan.

“Saya berharap lewat BRIDA melakukan rapat, mempresentasikan inovasi dari setiap kabupaten, lalu peserta rapat saling berkomitmen dan menandatangani kesepakatan untuk meniru, misalnya Palu ditiru oleh Donggala, Donggala ditiru oleh Poso, begitu,” ujarnya.

Selain itu, Yusharto juga mengingatkan Pemprov Sulteng untuk meningkatkan replikasi dalam laporan inovasi tahun 2024 melalui aplikasi indeks inovasi daerah (IID).

Dia berharap bahwa upaya ini dapat meningkatkan hasil pengukuran IID Provinsi Sulteng menjadi lebih baik di tahun-tahun mendatang.

“Sumber daya sebenarnya sudah ada di lingkungan kita, tinggal kita gabungkan layanan dari satu instansi dengan instansi lain yang sudah terintegrasi, itulah inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Ke depan, hal seperti ini perlu terus mendapat perhatian agar pengembangan inovasi tidak berhenti,” tutup Yusharto.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024

Source link

Baca Lainnya

Berita Terbaru