Rabu, 3 April 2024 – 19:49 WIB
Jakarta – Setelah membunuh anggota TNI Praka Supriyadi, Aria Wira Raja (AWR) alias Deo alias Bocil, mencoba melarikan diri ke rumah ayahnya di Palembang, Sumatera Selatan. Karena pelaku sudah pergi ke terminal untuk melarikan diri setelah melakukan aksi tersebut.
Baca Juga :
Mabes Polri Perintahkan Seluruh Jajarannya di Daerah Larang Konvoi Takbir Keliling
“Bahwa pelaku ini sudah dari Bekasi menuju ke Kampung Rambutan untuk naik bus yang mana direncanakan si pelaku atas nama A akan kembali ke rumah ayahnya yaitu di daerah Palembang, Sumatera Selatan,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra, Rabu 3 April 2024.
Baca Juga :
Kapolri Ungkap Proses Identifikasi 12 Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek
Untungnya, polisi berhasil mengejar bus yang ditumpangi oleh Bocil. Pelaku ditangkap di sebuah rumah makan di kawasan Cilegon, Banten. Dari sana, pelaku kemudian dibawa ke Markas Polda Metro Jaya.
“Kemudian tim mencoba melakukan pengejaran dan mengejar bus yang ditumpangi tersangka maka kita berhasil untuk mencegat bus tersebut dan mengamankan tersangka yaitu di rumah makan, Jalan Sumur Wuluh, Grogol, Cilegon,” kata dia lagi.
Baca Juga :
Kecelakaan di KM 58 Tol Cikampek, 9 Orang Tewas, Polisi Siapkan 12 Kantong Jenazah
Sebelumnya diberitakan, pelaku yang diduga membunuh anggota TNI, Praka S sudah diamankan. Hal itu diungkapkan oleh Kapendam Jaya, Kolonel Inf Deki Rayusyah Putra.
Adapun, kasus tersebut akan diekspose rencananya pekan ini. Sehingga, dirinya tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut terkait hal tersebut. Dirinya hanya membenarkan bahwa pelaku sudah ditangkap.
“Pelakunya sudah ditangani pihak Polda Metro,” kata dia pada Selasa, 2 April 2024.
Sebagai informasi, kematian Praka S dikonfirmasi kebenarannya oleh Dandim 0507/Bekasi Kolonel Arm Rico Sirait. Praka S ditemukan tergeletak bersimbah darah di Ciketing Udik, Bantargebang, Bekasi, pada Jumat, 29 Maret 2024 sekitar pukul 03.30 WIB.
Rico mengaku mendapat informasi bahwa Praka S meninggal dunia dari sekuriti rumah sakit yang menanganinya. “Kami mendapatkan laporan dari sekuriti RSUD. Jadi saat sekuriti RSUD melaporkan, bahwa ada anggota TNI yang meninggal di RS,” ujarnya.
Kemudian, ditanyakan tentang kronologi kecelakaan yang dialami Praka S. Sebab, laporan menyebutkan bahwa Praka S mengalami kecelakaan. “Kami memeriksanya, kami tanyakan apa yang terjadi pada kecelakaan ini, karena laporan menyebutkan kecelakaan. Jadi kami hanya menerima laporan, kemudian membantu mengkomunikasikan dengan satuan tempat prajurit itu berasal, yaitu anggota Pomdam III Siliwangi. Tindak lanjut dan sebagainya dilakukan oleh satuan itu,” kata Rico.
Setelah menerima informasi tersebut, Rico segera mengecek keadaan Praka S di rumah sakit tersebut. Rico menyebutkan bahwa Praka S memiliki luka di kepala dan tangan. Dia juga mengatakan bahwa Praka S meninggal setelah dibawa ke rumah sakit dan diduga meninggal karena kehabisan darah.
“Ketika di RSUD, dia masih hidup, selama 5 menit atau beberapa menit penanganan mungkin karena kehabisan darah, mungkin begitu, saya juga kurang tahu, dia meninggal. Karena meninggal dan dari identitasnya sebagai tentara, RSUD melaporkannya kepada kami,” kata Rico.
Berdasarkan laporan yang diterima, menurut Rico, Praka S masih sempat meminta pertolongan kepada warga untuk membawanya ke rumah sakit. Praka S juga masih mengaku sebagai anggota TNI kepada warga.
“Laporan dari warga bahwa ada korban kecelakaan, kemudian diperiksa oleh petugas bahwa korban masih hidup dan sempat berkomunikasi serta mengaku sebagai anggota POM TNI, meminta bantuan untuk dibawa ke rumah sakit. Bersama petugas polisi, kami menghubungi mobil ambulans untuk membawa korban ke RSUD Kota Bekasi, diterima oleh tim UGD RSUD Kota Bekasi, korban langsung diterima. Namun, korban tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia,” jelasnya.
Halaman Selanjutnya
“Pelakunya sudah ditangani pihak Polda Metro,” kata dia pada Selasa, 2 April 2024.