Home Berita Kemenkominfo Menetapkan Isu Kandungan Bromat di Air Mineral Sebagai ‘Hoaks’

Kemenkominfo Menetapkan Isu Kandungan Bromat di Air Mineral Sebagai ‘Hoaks’

0

Kemenkominfo Menetapkan ‘Hoaks’ pada Isu Kandungan Bromat di Air Mineral

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menetapkan label ‘Hoaks’ untuk sejumlah unggahan di TikTok yang menyebutkan isu kadar bromat dalam air mineral. Hal ini khususnya menyoroti Le Minerale yang dituduh memiliki kandungan bromat di atas batas aman yang dapat menyebabkan tumor dan kanker. “Klaim yang beredar tersebut adalah tidak benar,” kata Kemenkominfo dalam penjelasannya di Aduan Konten (https://cekhoaks.aduankonten.id) pada Sabtu, 24 Februari 2024.

Direktur Pemasaran PT Tirta Fresindo Jaya, Febri Satria Hutama, menjelaskan bahwa pihaknya sebagai produsen Le Minerale menegaskan bahwa isu tersebut hanyalah angin surga semata. “Semua produk kami dipastikan aman, diproduksi dengan mengikuti standar tertinggi industri air kemasan, serta memenuhi semua persyaratan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” kata Febri dalam siaran persnya. Dia berharap klarifikasi dari Kemenkominfo dapat membantu masyarakat memperoleh informasi yang benar dan tidak mudah terpengaruh oleh hoaks.

Febri menjelaskan bahwa sebagai wujud kepatuhan dan akuntabilitas, perusahaan secara rutin melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium terkait keamanan dan kualitas produk mereka kepada BPOM. Setiap enam bulan, perusahaan melakukan uji kadar bromat di laboratorium terakreditasi oleh Badan Besar Industri Agro Kementerian Perindustrian. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar bromat dalam produk Le Minerale hanya 0,4 parts per billion (ppb) atau 0,0004 miligram per liter, yang jauh di bawah batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 10 parts per billion (ppb) atau 0,01 miligram per liter.

“Informasi hoaks tersebut secara jelas merugikan kami karena tersebar luas di berbagai media online, dan menyesatkan konsumen,” ujar Febri, menyebut bahwa perusahaannya sering kali menjadi target kampanye hitam oleh seorang influencer ketika popularitas merek mereka terus meningkat.

Exit mobile version