Militer Israel menyatakan telah melanjutkan pertempuran dengan Hamas di Gaza, pada Jumat (1/12). Sesaat sebelum jeda pertempuran berakhir, Israel mengeklaim pihaknya menembak jatuh sebuah roket yang dilesatkan dari Gaza. “Hamas melanggar jeda operasional, dan terlebih lagi, melepaskan tembakan ke arah wilayah Israel. IDF telah melanjutkan pertempuran melawan organisasi teroris Hamas di Jalur Gaza.”
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan jet tempurnya saat ini menyerang sasaran Hamas di Jalur Gaza. Mengutip media yang berafiliasi dengan Hamas, kantor berita Reuters dan Al Jazeera melaporkan bahwa ledakan dan tembakan terdengar di bagian utara Jalur Gaza, khususnya di barat laut Kota Gaza. “Insiden ini bertepatan dengan melayangnya drone militer Israel dan jet tempur di langit Jalur Gaza,” kata reporter Al Jazeera Tareq Abu Azzoum Azzoum, yang melaporkan dari Khan Younis di Gaza selatan.
Jeda pertempuran awalnya direncanakan berlangsung selama empat hari dan diperpanjang dua kali. Hingga Kamis (30/11), sebanyak 110 sandera yang ditahan di Gaza telah dibebaskan sejak jeda pertempuran dimulai pada 24 November, sementara Israel telah membebaskan 240 tahanan Palestina.
Jeda pertempuran yang dimulai pada Jumat (24/11) silam menandai tonggak penting dalam pertikaian antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung selama hampir dua bulan terakhir. Sejak 7 Oktober, lebih dari 14.500 orang di Gaza tewas akibat serangan Israel, yang dipicu oleh serangan kelompok milisi Palestina, Hamas, terhadap Israel yang menyebabkan sekitar 1.200 orang terbunuh dan 240 lainnya disandera.
Bagaimana jeda pertempuran disepakati?
Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk menukar 50 sandera yang ditahan di Gaza selama empat hari jeda pertempuran. Qatar selaku mediator mengatakan jeda dimulai pada Jumat (24/11) pukul 07:00 waktu setempat (12.00 WIB). Program Pangan Dunia (WFP) yang berada di bawah naungan PBB mengatakan pihaknya menyiapkan lebih dari 100 truk dengan sekitar 1.300 ton persediaan makanan. Truk-truk itu akan segera memasuki Gaza sesaat setelah jeda pertempuran mulai berlaku. Juru bicara Program Pangan Dunia untuk Timur Tengah, Abeer Etefa, mengatakan meskipun jeda pertempuran adalah sebuah “langkah maju”, hanya gencatan senjata total yang akan memungkinkan kebutuhan kemanusiaan di Gaza terpenuhi dengan baik.
Bagi warga Palestina di Gaza, jeda dalam pertempuran brutal sangat diharapkan. Apalagi sebanyak 1,7 juta jiwa penduduk Gaza telah meninggalkan rumah, menurut PBB. Kesepakatan itu akan memungkinkan 200 truk yang membawa bantuan, empat tanker bahan bakar, dan empat truk pengangkut gas elpiji memasuki Gaza melalui penyeberangan Rafah Mesir setiap hari selama empat hari jeda pertempuran. Namun peningkatan pasokan bahan bakar yang sangat dibutuhkan untuk generator rumah sakit, desalinasi air, dan fasilitas pembuangan limbah hanya akan bertahan selama masa jeda. Ansari mengatakan bantuan tambahan akan mulai masuk ke Gaza sesegera mungkin setelah jeda dimulai pada Jumat pagi dan ada masa tenang sehingga pekerja kemanusiaan bisa bekerja dengan aman.
Jeda pertempuran akan memungkinkan para penduduk di Gaza utara, seperti kamp pengungsi Jabalia yang dibombardir Israel, menuju selatan. Pasukan dan tank Israel diperkirakan akan tetap berada di posisi mereka di Gaza selama jeda empat hari, namun pernyataan Hamas mengatakan pasukan Israel tidak akan menyerang atau menangkap siapa pun. Ansari mengatakan akan ada “gencatan senjata komprehensif” di utara dan selatan, sementara kepala perundingan Qatar, Menteri Luar Negeri Mohammed al-Khulaifi, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa “tidak akan ada serangan apa pun, tidak ada gerakan militer, tidak ada ekspansi.” Tidak ada apa-apa”.
Reuters
Pernyataan Hamas yang dirilis pada Rabu (22/11) pagi memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang mereka harap bakal dilakukan militer Israel selama periode yang disebut sebagai “hudna”, atau gencatan senjata sementara. Hamas menuntut semua aktivitas pesawat tak berawak dan pesawat Israel akan dihentikan selama empat hari di selatan Gaza. Namun di wilayah utara yang telah menjadi target utama operasi Israel untuk membubarkan Hamas aksi serupa hanya akan dilakukan antara pukul 10:00 dan 16:00 waktu setempat (08:00-14:00 GMT) setiap hari.
Jeda pertempuran sudah berlangsung sejak 24 November, dan telah memakan banyak korban. Banyak orang tewas dan terluka di kedua belah pihak. Namun, usaha untuk menciptakan perdamaian di kawasan tersebut terus berlanjut. Semoga kedua belah pihak segera menemukan titik tengah yang memungkinkan perdamaian dan keamanan bagi seluruh penduduk di Gaza dan Israel.