Operasi bariatrik adalah salah satu metode bedah untuk membantu mengurangi berat badan dan juga mengurangi nafsu makan. Dr. Agi Satria Putranto, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia, mengatakan bahwa pasien yang menjalani operasi bariatrik dapat langsung diberikan cairan sesuai dengan kapasitas lambung setelah sadar.
Menurut Dr. Agi, cairan yang diberikan bisa berupa cairan netral atau tidak memiliki rasa atau mengandung gula, tergantung pada ada tidaknya diabetes pada pasien melalui pemeriksaan seperti HbA1C dan fungsi-fungsi vital tubuh. Selanjutnya, pasien akan diberikan makanan dengan tekstur yang lebih padat secara bertahap, seperti buah-buahan, dan akan diawasi oleh dokter selama tiga hari.
Dr. Agi menjelaskan bahwa jika hasilnya baik, makanan bertekstur lebih padat seperti agar-agar atau bubur dapat ditingkatkan jumlahnya, namun porsinya tetap sedikit karena ukuran lambung menjadi lebih kecil setelah operasi. Selain itu, melihat fisiologi lambung, waktu yang diperlukan untuk pengosongan lambung juga perlu diperhatikan.
Namun, Dr. Agi mengingatkan bahwa setiap pasien berbeda-beda, sehingga tidak disarankan untuk terburu-buru memberikan asupan makanan dalam jumlah banyak, seperti satu gelas minuman, karena dapat menyebabkan muntah.
Dr. Agi juga menambahkan bahwa operasi bariatrik tidak disarankan untuk dilakukan pada orang yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Mereka sebaiknya mencari teknik lain yang sesuai.
Ia juga menekankan bahwa operasi ini tidak tanpa risiko dan harus benar-benar merupakan keputusan pasien yang dipahami dengan baik. Sebelum menjalani operasi bariatrik, konsultasi dengan psikiater juga perlu dilakukan karena proses ini tidak dapat dibalikkan.
Sumber: https://garudanews24.id/berita/kapan-pasien-operasi-bariatrik-boleh-diberi-cairan/