Home Berita PKN diadakan oleh PBSI UIN Jakarta sebagai Ruang Tamu

PKN diadakan oleh PBSI UIN Jakarta sebagai Ruang Tamu

0

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kemendikbudristek mengadakan Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional (PKN). Salah satu acara yang diadakan adalah diskusi bedah buku ‘Surat Jibril’ karya Maftuhah Jakfar.

Ketua Prodi PBSI UIN Jakarta, Dr. Ahmad Bahtiar, M.Hum., mengucapkan terima kasih kepada Maftuhah dan mengapresiasi kehadiran Kiai Faizi dari Sumenep dan Uni Sastri dari Padang sebagai narasumber. Abah, sapaan akrab Ahmad Bahtiar, mengatakan bahwa acara Ruang Tamu PKN memiliki nuansa sastra pesantren yang khas. Kiai M. Faizi sebagai salah satu narasumber, merupakan penyair dan pengasuh di Ponpes Annuqoyah Sumenep. Sementara Dr. Sastri Sunarti, M.Hum adalah Kapus Manuskrip Literatur dan Tradisi Lisan BRIN.

Acara dimulai dengan pembacaan maulid oleh santri Ayatirrahman yang juga diikuti oleh peserta lain dengan khidmat. Ahmad menyebut bahwa Ruang Tamu PKN tidak hanya mengangkat pentingnya merawat budaya secara umum, tetapi juga berharap dapat mendorong semangat literasi berbasis Islam.

Acara bedah buku ‘Surat Jibril’ merupakan salah satu rangkaian acara Ruang Tamu PKN. Diskusi ini diadakan sebagai pengingat akan pentingnya membedah sastra dengan nuansa keislaman dalam lingkungan PTKIN. Sastri menjelaskan bahwa hampir seluruh isi buku ‘Surat Jibril’ membahas hubungan antara hamba dan Sang Khalik. Dalam buku ini, penulis menggunakan diksi-diksi seperti dialog antara hamba dan Sang Khalik. Sastri juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Ponpes Annuqoyah, yang menurutnya sangat inklusif dan terbuka.

Kiai Faizi menjelaskan bahwa iklim sastra yang tumbuh di Ponpes Annuqoyah mendorong Maftuhah Jakfar untuk menulis buku puisi. Dia juga menyampaikan bahwa muatan diksi pada ‘Surat Jibril’ meromantisasi ruang spasial. Surat Jibril merupakan metafora yang mencerminkan wahyu, imajinasi, dan intuisi dalam pikiran santri. Di dalamnya terdapat ungkapan spiritual dan meromantisasi ruang spasial, serta puisi cinta untuk suaminya, Jamal D. Rahman.

Kedua pemateri menjelaskan bahwa penulis buku puisi tidak hanya menciptakan karya dengan intuisi penyair, tetapi juga melalui proses membaca sebelum menulisnya.

Exit mobile version