Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN Syariah) sedang mempersiapkan diri untuk pemisahan usaha atau spin off yang direncanakan akan dilakukan akhir tahun ini. BTN Syariah fokus pada pembiayaan perumahan atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
BTN Syariah mengklaim bahwa mereka telah menguasai pasar pembiayaan rumah subsidi di Indonesia. Pada Desember 2022, BTN Syariah menguasai 81 persen pangsa pasar KPR subsidi untuk bank syariah di Indonesia. Pada semester I/2023, BTN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 33,90 triliun, dengan KPR masih mendominasi sebesar Rp 31,2 triliun. Aset BTN Syariah saat ini mencapai Rp 46,27 triliun.
BTN Syariah berusaha untuk melakukan pembiayaan perumahan dari hulu ke hilir untuk semua kalangan, termasuk kaum milenial, kelas menengah, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Mereka juga berkolaborasi dengan stakeholder dalam menyalurkan pembiayaan di bidang properti dengan menjaga kehati-hatian dan Good Corporate Governance (GCC).
BTN Syariah telah mendominasi segmen pembiayaan perumahan selama 18 tahun, dengan pembiayaan perumahan subsidi mencapai lebih dari Rp 19 triliun dan pembiayaan perumahan non-subsidi lebih dari Rp 9,9 triliun. Ketua Konsorsium Nasional Perumahan Rakyat (Kornas Pera), Muhammad Joni, mengakui peran besar BTN Syariah dalam membiayai perumahan subsidi maupun non-subsidi.
BTN Syariah terus berupaya dalam menggarap pembiayaan perumahan terjangkau dengan menyediakan pembiayaan konstruksi dan pembiayaan kepemilikan rumah. Mereka juga mengembangkan produk KPR HITS yang memudahkan milenial untuk memiliki rumah dengan jangka waktu panjang dan angsuran yang fleksibel.
Pengamat Ekonomi Syariah dari Universitas Indonesia, Yusuf Wibisiono, berharap setelah spin off, BTN Syariah dapat menjadi pesaing Bank Syariah Indonesia (BSI) yang saat ini menjadi pemain yang sangat besar di industri perbankan syariah.
BTN Syariah akan terus melakukan inovasi dalam pembiayaan, seperti mengintegrasikan sistem host to host dengan Kementerian PUPR dan BP Tapera serta meracik produk pembiaya
