The House of Dior, rumah mode premium, mengalami kebocoran data pada divisi Fashion dan Aksesorinya. Informasi sensitif pelanggan seperti nama, detail kontak, dan riwayat pembelian disusupi oleh pihak ketiga yang tidak berwenang. Meskipun kata sandi dan detail pembayaran aman, data yang terkompromi memengaruhi pelanggan di Korea Selatan dan China. Dior telah melakukan investigasi dan bekerja sama dengan ahli keamanan siber serta pihak regulator untuk mengatasi insiden ini. Sebagai langkah pencegahan, merek fashion mewah ini mengingatkan pelanggannya untuk waspada terhadap upaya penipuan. Abhishek Kumar Singh, dari Check Point Software Technologies, menyoroti peningkatan serangan siber di sektor ritel Singapura dan memperingatkan konsumen untuk waspada terhadap ancaman phishing dan penipuan. Penipuan yang ditargetkan terhadap konsumen beragam, termasuk pemberitahuan pengiriman palsu dan situs phishing palsu yang meniru e-commerce yang sah. Merek seperti Dior menjadi target para penipu karena melayani pelanggan kelas atas. Para penjahat siber menggunakan berbagai cara, termasuk promosi palsu, penjualan dengan waktu terbatas, dan kampanye loyalitas, untuk menipu pengguna agar berinteraksi dengan konten berbahaya. Dior bersama dengan pelanggan di Asia Tenggara, seperti Singapura, harus meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan siber yang semakin meningkat.

Share
- Advertisement -
Baca Lainnya