Mobil tua memiliki nilai historis, desain unik, dan nuansa nostalgia yang menjadikannya incaran para pecinta otomotif. Namun, kendaraan dengan usia lebih dari satu dekade memiliki tantangan tersendiri dalam hal perawatan. Mobil tua rentan terhadap berbagai kerusakan, atau yang sering disebut sebagai “penyakit mobil tua”. Inilah sepuluh kerusakan umum yang sering terjadi pada mobil tua yang perlu diwaspadai agar pemilik dapat melakukan pencegahan sejak dini dan mengurangi biaya perbaikan.
Pertama, sistem pendingin yang bocor menjadi penyebab umum terjadinya panas berlebih (overheating) pada mobil tua. Kebocoran bisa disebabkan oleh kerusakan pada thermostat, selang yang retak, atau radiator yang aus. Pemilik kendaraan disarankan untuk rutin mengganti cairan pendingin setiap 38.000 km atau dua tahun sekali untuk mencegah kerusakan mesin.
Kedua, komponen aus seperti piston, bearing, dan komponen mesin lainnya perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan kebocoran oli. Untuk mencegahnya, pemilik mobil disarankan untuk mengganti oli setiap 10.000 km atau enam bulan sekali dan menghindari membawa beban berlebih.
Selain itu, masalah lain yang sering terjadi pada mobil tua adalah overheating yang ditandai dengan suhu mesin yang meningkat drastis, asap putih keluar dari kap mesin, dan mesin mati tiba-tiba. Kerusakan pada sistem suspensi juga sering terjadi karena shockbreaker atau bushing yang sudah aus.
Masalah pada sistem pengapian seperti kondisi busi, kabel, atau koil yang aus juga perlu diperhatikan. Mobil tua rentan terhadap kebocoran oli atau penurunan tekanan oli karena sistem pelumasan yang tidak optimal. Ketidaksempurnaan transmisi, karat pada bodi mobil, gangguan pada sistem kelistrikan, dan ausnya sistem pengereman juga harus diwaspadai.
Dengan perawatan yang tepat, mobil tua masih bisa memberikan pengalaman berkendara yang aman dan nyaman. Pemilik disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala agar performa kendaraan tetap terjaga meskipun usianya sudah tidak muda lagi.