Pemerintah Indonesia melalui Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Fahri Hamzah, merencanakan untuk melakukan normalisasi harga tanah guna membangun perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurutnya, harga rumah tidak hanya dipengaruhi oleh teknologi dan konstruksi, tetapi juga oleh harga tanah yang tidak masuk akal. Untuk itu, presiden memperjuangkan penggunaan tanah negara agar harga tanah bisa lebih terjangkau. Contohnya, Semen Indonesia Grup berhasil membangun rumah dengan harga yang terjangkau karena fokus pada harga konstruksi yang rendah.
Selain itu, Ketua REI 2019-2023, Paulus Totok Lusida juga menyatakan bahwa percepatan pembangunan 3 juta rumah memerlukan kolaborasi antara pemerintah, pengembang, perbankan, dan masyarakat. Faktor regulasi juga sangat berpengaruh dalam proses ini. Program 3 Juta Rumah dianggap sebagai salah satu program prioritas pemerintah Presiden Prabowo dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dedek Prayudi dari Kantor Komunikasi Kepresidenan menegaskan pentingnya program ini untuk mengatasi masalah hunian tak layak yang masih dihuni oleh 35 persen masyarakat. Prabowo Subianto berkomitmen untuk membawa manfaat langsung kepada rakyat dengan program-program unggulan seperti makan bergizi gratis, program 3 juta hunian, dan lainnya. Semua ini bertujuan untuk memastikan penggunaan APBN secara efisien dan mengembalikan manfaat kepada masyarakat yang membutuhkan.