CEO Nvidia Jensen Huang menegaskan bahwa Amerika telah meremehkan kehebatan Huawei, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Meskipun sanksi telah diberlakukan untuk membatasi akses Huawei terhadap teknologi Amerika, Huang merasa bahwa negara tersebut salah menilai pengaruh lanjutan yang dimiliki oleh perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut. Huang menyoroti Huawei sebagai “perusahaan teknologi paling tangguh di China” dan menekankan terus berkembangnya perusahaan ini dalam AI.
Dalam konteks perang dagang AS-China, Huawei telah menjadi pusat ketegangan. Langkah-langkah keras terhadap Huawei telah diperketat baik di bawah pemerintahan Trump maupun Biden. Walaupun demikian, Huang menyatakan kritik terhadap sanksi AS terhadap Huawei, menyebut bahwa langkah tersebut dilakukan dengan kurang tepat. Huang juga membantah keterlibatan Nvidia dalam konsorsium akuisisi saham Intel, mengklarifikasi bahwa tidak ada undangan yang diterima dari konsorsium tersebut.
Dengan demikian, pendapat CEO Nvidia ini memberikan sudut pandang yang berbeda terkait kehebatan Huawei dan kesalahan perhitungan yang mungkin dilakukan oleh Amerika. Meskipun sanksi telah diberlakukan, Huawei tetap kuat dan menguasai pasar di setiap bidang yang mereka masuki. Polemik antara Amerika dan Huawei pun terus berlanjut dalam ketegangan perdagangan yang terus berlangsung.