Berkembangnya cerita tentang Bahtera Nuh yang disebutkan dalam kitab suci telah menciptakan perdebatan panas antara keyakinan agama dan logika rasional. Pada suatu waktu, dunia dihebohkan oleh kabar penemuan struktur besar di lereng Gunung Ararat, Turki, yang diduga sebagai Bahtera Nuh yang legendaris. Namun, apakah penemuan ini benar-benar merupakan bukti dari kisah Nabi Nuh yang tercatat dalam kitab suci? Para ilmuwan dari berbagai bidang seperti geologi, biologi, dan arkeologi terus melakukan penelitian yang menantang untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini.
Dalam cerita Bahtera Nuh, terdapat deskripsi yang sangat rinci tentang arsitektur kapal tersebut. Dibangun dengan kayu gofir, memiliki dimensi yang sangat besar, dan harus menampung sepasang dari setiap jenis hewan di dunia. Namun, di balik detail-detail sederhana ini, terdapat tantangan arsitektur yang sangat kompleks. Berdasarkan teknologi pada zaman Nuh yang masih sangat primitif, membangun kapal sebesar itu hampir tidak mungkin dilakukan. Dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang berbagai bidang ilmu yang baru berkembang ribuan tahun kemudian.
Selain masalah konstruksi, Nuh juga dihadapkan pada tugas logistik yang sangat berat. Menampung ribuan spesies hewan dalam satu kapal dengan ruang terbatas dan memenuhi kebutuhan masing-masing hewan adalah tugas yang sangat rumit. Dari aspek sumber daya material untuk pembangunan kapal hingga navigasi selama banjir selama 40 hari 40 malam, seluruh aspek dari kisah Bahtera Nuh menimbulkan banyak pertanyaan yang sulit dijawab.
Di tengah berbagai tantangan dan pertanyaan yang muncul, penelitian terus dilakukan untuk mencari kebenaran di balik kisah Bahtera Nuh. Dengan demikian, upaya ilmiah dan kajian mendalam dari para peneliti di berbagai bidang ilmu akan terus dilakukan untuk memahami cerita legendaris ini secara lebih mendalam.
