Peristiwa yang terjadi selama festival Tahun Baru Imlek di Tianjin telah menimbulkan kekhawatiran akan penggunaan robot di tempat umum. Saat robot humanoid dari Unitree Robotics Tiongkok, model H1, tiba-tiba menunjukkan perilaku agresif dengan menerjang seorang penonton, hal itu memicu kekhawatiran tentang keselamatan publik. Meskipun cedera berhasil dihindari, insiden ini memunculkan pertanyaan tentang hukum dan etika seputar penggunaan robot di ruang publik.
Menanggapi kejadian tersebut, pabrikan Unitree Robotics menyatakan bahwa insiden tersebut dikaitkan dengan “pengaturan program atau kesalahan sensor.” Namun, kekhawatiran mengenai keselamatan dan etika penggunaan robot di masyarakat tetap meningkat. Langkah-langkah mendesak diperlukan untuk memastikan bahwa perilaku robot sesuai dengan norma-norma sosial, serta perlunya kerangka kerja peraturan dan hukum yang jelas untuk mengatur interaksi antara robot dan manusia.
Robot model H1, yang memiliki harga 650.000 yuan (sekitar Rp1.417.000.000), merupakan bagian dari tren robotika yang bertujuan untuk integrasi yang lebih baik dengan lingkungan manusia. Insiden di Tianjin menyoroti potensi risiko yang terkait dengan mesin otonom, seperti kesalahan pemrograman dan kegagalan sensor, yang dapat menyebabkan perilaku tidak terduga. Interaksi antara manusia dan robot menjadi perhatian utama dalam integrasi kehidupan sehari-hari dengan teknologi yang semakin canggih. Publik terus mempertimbangkan pandangan mereka terhadap robot, di mana insiden semacam ini dapat memengaruhi persepsi dan memicu ketakutan akan skenario fiksi ilmiah yang tidak diinginkan.