Perkembangan zaman telah menimpa Intel, perusahaan yang dulu dikenal sebagai pemimpin inovasi dalam industri komputer. Kemitraan erat antara Intel dan Microsoft, di mana Intel mengembangkan perangkat keras PC dan Microsoft menyediakan perangkat lunak, telah menghasilkan dominasi pasar komputer dengan sistem ‘Wintel’ selama beberapa dekade. Namun, ketika revolusi smartphone muncul pada akhir 2000-an hingga awal 2010-an, Intel dan Microsoft gagal mengikuti tren tersebut.
Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft, mengungkapkan keheranannya atas kemunduran Intel. Meskipun sebelumnya dikenal sebagai pemimpin, Intel kini tertinggal dalam desain dan manufaktur chip. Perusahaan seperti Nvidia, Qualcomm, dan TSMC telah mengambil alih pasar prosesor AI, smartphone, dan teknologi semikonduktor. Selain itu, biaya pengembangan dan produksi chip yang tinggi semakin mempersulit posisi Intel, ditambah dengan pemecatan CEO Pat Gelsinger yang menimbulkan kekhawatiran akan masa depan perusahaan.
Meskipun Intel dan Microsoft berhasil memanfaatkan era cloud computing di pertengahan 2010-an, namun dalam tren 5G dan kecerdasan buatan (AI), nasib keduanya berbeda. Microsoft berhasil menjadi pemimpin dalam industri AI, sementara Intel gagal beradaptasi. Perusahaan ini tidak hanya tertinggal dalam pengembangan chip AI, tetapi juga kehilangan momentum untuk berinvestasi dalam sektor kecerdasan buatan yang kini didominasi oleh perusahaan-perusahaan lain.
Tantangan ini membuat Intel kehilangan dominasinya dalam manufaktur semikonduktor global. Meskipun masih menjual prosesor untuk infrastruktur 5G, namun dampak keuntungannya tidak sebesar pesaingnya. Dua dari tiga tren besar industri telah terlewatkan oleh Intel, dan saat ini perusahaan ini sedang berjuang untuk mempertahankan posisinya di tengah persaingan yang semakin ketat.