Jakarta, 23 September 2024
Salah satu manfaat data genomik dalam program Inisiatif Ilmu Biomedis dan Genom (BGSi) melalui SatuDNA adalah kemampuan untuk mengetahui jenis obat yang paling sesuai dengan kondisi individu secara pasti. Hal ini akan memudahkan dokter dalam memberikan resep obat yang tepat dan mengurangi efek samping.
Informasi tentang kecocokan obat didapat dari analisis farmakogenomik. Farmakogenomik adalah penggunaan informasi genomik untuk memilih dan menyesuaikan penggunaan obat, untuk menghindari reaksi yang merugikan dan meningkatkan efektivitas obat.
Penanggung Jawab Manajemen Proyek BGSi, Irene Lorinda Indalao, SSi, MSc, PhD menyatakan bahwa laporan farmakogenomik ini dapat diperoleh oleh peserta program BGSi yang memberikan sampel darah. Setelah pengambilan sampel, dilakukan analisis genetik.
“Semua peserta BGSi melalui SatuDNA akan menerima hasil analisis farmakogenomik tanpa biaya, sehingga diketahui obat yang cocok dengan efek samping minimal berdasarkan genetika peserta,” kata Irene di Jakarta, Senin (23/9).
Farmakogenomik merupakan bagian penting dalam terapi presisi, yang mempelajari bagaimana DNA seseorang mempengaruhi respon tubuh terhadap obat. Hasil analisis farmakogenomik ini dapat membantu meningkatkan perawatan kesehatan dengan mengidentifikasi obat baru dan mengetahui keamanan serta manfaat obat.
Program BGSi melalui SatuDNA, yang digagas oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik yang memiliki kondisi medis maupun yang sehat. Pendaftaran dapat dilakukan melalui fitur SatuDNA di aplikasi SATUSEHAT Mobile dengan akun yang terverifikasi.
“Partisipasi dalam BGSi adalah sukarela dan tanpa biaya jika sesuai dengan kriteria inklusi. Tidak ada batas waktu tertentu untuk mendaftar sebagai peserta,” lanjut Irene.
“Peserta yang bergabung akan menjelaskan program dan manfaat yang diterima, termasuk kemanan data dan penggunaan data yang akan digunakan. Jika peserta setuju untuk bergabung, mereka akan diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent).”
Selanjutnya, calon peserta akan diminta mengisi informasi identitas, menjawab pertanyaan diagnostik umum, memilih skrining penyakit, dan mengunggah dokumen pendukung. Data akan diverifikasi untuk memastikan kesesuaian dengan kriteria rekruitment program BGSi.
Jika sesuai kriteria, peserta dapat menjadwalkan waktu dan lokasi pengambilan sampel darah untuk analisis genetik di rumah sakit mitra Hub BGSi. Hasil dan laporan analisis dapat diakses secara digital melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile.
Penting untuk mencatat bahwa data yang diisi harus sesuai dengan kondisi kesehatan sebenarnya agar verifikasi data berhasil. Selain itu, peserta harus mengunggah dokumen pendukung atau pemeriksaan medis.
“Peserta yang lolos verifikasi adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan mengunggah dokumen yang sesuai. Maka dari itu, peserta harus mengisi data sesuai kondisi kesehatannya dan mengunggah dokumen yang diperlukan,” ujar Irene.
Hasil analisis genetik, termasuk laporan farmakogenomik, dapat digunakan oleh dokter sebagai pertimbangan dalam memberikan perawatan yang sesuai.
“Laporan farmakogenomik yang diberikan kepada peserta dapat digunakan oleh dokter untuk memastikan perawatan yang tepat bagi pasien,” tambah Irene Lorinda Indalao.
Berita ini disampaikan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui hotline Halo Kemenkes 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak@kemkes.go.id.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid