Pada tanggal 25 Juni 2024, Kementerian Kesehatan RI menerima laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Seorang bayi laki-laki yang bernama MKA meninggal beberapa jam setelah menerima empat jenis vaksin, yaitu BCG, DPT-HB-Hib, Polio tetes, dan Rotavirus.
Dari hasil investigasi yang dilakukan oleh Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, diketahui bahwa bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan sudah mendapatkan vitamin K dan vaksin hepatitis B. Namun, bayi ini tidak pernah dibawa ke Puskesmas setelah lahir dan baru dibawa oleh orangtuanya saat berusia 2 bulan 28 hari untuk mendapatkan imunisasi.
Pemberian imunisasi ganda dengan 4 jenis vaksin dilakukan untuk melengkapi status imunisasi bayi MKA. Meskipun ada 18 anak lain yang mendapatkan imunisasi yang sama pada hari itu di Posyandu, hanya 3 di antaranya yang mendapatkan 4 jenis vaksin, namun kondisinya tetap sehat.
Setelah pulang ke rumah setelah menerima imunisasi, bayi MKA tiba-tiba mengalami gejala tubuh melemah. Orangtuanya pun langsung memanggil petugas kesehatan, namun nyawa bayi ini tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. Pihak keluarga menginginkan kasus kematian bayi ini diselidiki lebih lanjut.
Audit kausalitas dilakukan oleh Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI untuk mencari tahu penyebab kematian bayi MKA. Namun, hasil audit menunjukkan bahwa belum dapat dipastikan apakah ada hubungan dengan imunisasi, sehingga direkomendasikan untuk melakukan autopsi. Namun, pihak keluarga tidak bersedia melakukan autopsi.
Pemberian imunisasi ganda tetap dianggap aman oleh Direktur Pengelolaan Imunisasi, Prima Yosephine. Imunisasi ganda direkomendasikan oleh ITAGI dan IDAI untuk melindungi anak dari berbagai penyakit. Data ilmiah juga menunjukkan bahwa menerima kombinasi vaksin sekaligus tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis.
Di Indonesia, pemberian imunisasi ganda dianggap penting untuk memberikan perlindungan secepat mungkin, efisien, mengurangi trauma pada anak, dan meningkatkan efisiensi dan cakupan imunisasi. Kementerian Kesehatan RI terus melakukan investigasi lebih lanjut terkait kasus kematian bayi MKA.