Home Berita BPBD: Banjir Jakarta Menyebabkan Kerugian Ekonomi Hingga Rp 2,1 Triliun

BPBD: Banjir Jakarta Menyebabkan Kerugian Ekonomi Hingga Rp 2,1 Triliun

0

BPBD: Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Jakarta Mencapai Rp 2,1 Triliun

Warga membersihkan endapan lumpur di rumahnya yang terendam banjir di Jalan Kemuning Dalam 4, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2024). Sebanyak sekitar 18 rumah terendam banjir sejak dini hari sekitar pukul 02.00 WIB yang diduga akibat luapan sungai Ciliwung. Saat ini banjir di lokasi tersebut berangsur surut dari sebelumnya ketinggian air mencapai 2,6 meter, kini tinggal sekitar 45 centimeter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menilai banjir merupakan salah satu bencana yang paling sering terjadi. Bencana itu juga dinilai menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar untuk Jakarta. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan bahwa salah satu ancaman terbesar yang dihadapi Jakarta adalah penurunan muka air tanah. Menurutnya, penurunan permukaan tanah telah teridentifikasi sejak tahun 1997 dan laju penurunan tanah terbesar mencapai 0,2 meter per tahun.

“Penurunan muka tanah ini menyebabkan banjir di Jakarta,” kata Isnawa saat menghadiri Crisis Management Conference 2024 di Jakarta pada Rabu (29/5/2024). Isnawa menyebutkan bahwa banjir merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi di Jakarta karena dampak banjir di Jakarta dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar, yaitu mencapai Rp 2,1 triliun.

Isnawa juga mencontohkan bahwa dampak banjir dapat menyebabkan kemacetan yang pada akhirnya akan berdampak pada pergerakan orang dan barang, menimbulkan kerugian ekonomi. Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta.

Exit mobile version