Jakarta, 8 April 2024
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima laporan pelayanan kesehatan dari sejumlah pos kesehatan mudik di 38 provinsi. Hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.
Data Senin (8/4) menunjukkan sebanyak 822 pemudik mendapatkan pelayanan di pos kesehatan mudik, terdiri atas 672 usia dewasa, 102 anak, dan 48 lansia. Jumlah penderita penyakit tersebut didasarkan pada kunjungan pemudik ke pos kesehatan.
Dari sejumlah tersebut, pemudik dewasa dan lansia paling banyak menderita hipertensi, diikuti nyeri otot, sakit kepala, flu, dan gastritis atau nyeri lambung. Sementara itu, pasien anak paling banyak menderita flu, nyeri otot, nyeri lambung, dan diare. Pemudik langsung diberikan penanganan medis dan obat-obatan sesuai SOP.
Juru bicara (Kemenkes) dr. Mohammad Syahril mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan fisik dan psikis selama perjalanan mudik sehingga tetap aman, sehat dan selamat sampai di tujuan.
“Tetap jaga kesehatan, dan manfaatkan pos kesehatan di sepanjang jalur mudik jika dibutuhkan, gratis. Jika kemudian dibutuhkan rujukan maka biaya akan dicover oleh BPJS Kesehatan bagi peserta,” ucap dr. Syahril.
Kemenkes menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghadapi arus mudik Lebaran 2024. Sebanyak 15.705 fasilitas kesehatan disiagakan di 38 provinsi, terdiri atas 10.147 puskesmas, 3.186 rumah sakit, 352 Public Safety Center (PSC) 119, 51 balai kekarantinaan kesehatan (BKK), dan 1.569 Pos Pelayanan Kesehatan di sepanjang jalur mudik.
Pos pelayanan kesehatan disiapkan di pintu keluar (exit) tol, tempat istirahat (rest area) yang terletak di jalur tol operasional, arteri atau jalur non-tol, tempat wisata, tempat ibadah, terminal, stasiun, bandara, dan penyeberangan pelabuhan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid