Kementerian Kesehatan rutin memberikan kapsul vitamin A kepada balita pada bulan Februari dan Agustus untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Pada tahun 1978, 1,33 persen bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia rentan terkena xeroftalmia, gangguan penglihatan yang bisa menyebabkan kebutaan. Untuk mencegah kebutaan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Helen Keller International memberikan vitamin A dosis tinggi kepada anak usia 12-59 bulan. Hal ini diatur dalam Buku Panduan Manajemen Terintegrasi Suplementasi Vitamin A yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2016.
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, dr. Lovely Daisy, mengatakan bahwa program pemberian vitamin A terus dilakukan dengan dosis berbeda antara bayi usia enam bulan dan bayi usia 12 bulan ke atas. Pemberian vitamin A di Indonesia berdasarkan rekomendasi dari WHO untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah kebutaan.
Data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat Elektronik menunjukkan bahwa cakupan pemberian vitamin A kepada bayi dan balita meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, kasus xeroftalmia di Indonesia sudah jarang ditemukan karena vitamin A juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh serta pembentukan sel tubuh.
Spesialis nutrisi anak, dr. Novitria Dwinanda, menjelaskan bahwa vitamin A penting untuk kesehatan mata, pembentukan sel tubuh, dan daya tahan tubuh. Vitamin A dapat diperoleh dari ASI, produk hewani, sayuran, dan buah-buahan.
Program pemberian vitamin A juga dilakukan kepada ibu nifas pasca-persalinan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Program tersebut juga biasanya dibarengi dengan pemberian obat cacing.
Tujuan dari program pemberian vitamin A dan obat cacing adalah menjaga kesehatan anak-anak Indonesia agar terhindar dari penyakit. Semua program pemerintah bertujuan untuk mencegah penyakit dengan imunisasi dan pemberian vitamin A.
