Kepemimpinan yang cerdas merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Sejarah membuktikan hal ini berulang kali. Di tentara, saya belajar bahwa tidak ada prajurit yang buruk, hanya ada komandan yang buruk. Selain itu, ada pepatah yang mengatakan bahwa seribu kambing yang dipimpin oleh seekor harimau akan mengaum semua, tetapi seribu harimau yang dipimpin oleh kambing akan mengembik semua.
Salah satu contoh kepemimpinan yang cerdas di masa penjajahan Nusantara adalah Teuku Umar, seorang pejuang asal Aceh. Teuku Umar dikenal sebagai anak yang cerdas, pemberani, keras, dan pantang menyerah sejak kecil. Pada usia 19 tahun, ia bertempur melawan Belanda dan pada usia 29 tahun, ia bahkan bersikap pura-pura menjadi antek Belanda untuk memerangi mereka. Keseriusannya dalam mengambil hati Belanda dibuktikan dengan menundukkan pos-pos pertahanan Aceh.
Teuku Umar kemudian terlibat dalam peristiwa pembebasan Kapal Inggris “Nicero”, namun ia justru membunuh seluruh tentara Belanda yang ikut bersamanya. Perang melawan Belanda terus berlangsung, dan Teuku Umar terus melakukan berbagai strategi, termasuk pura-pura menyerah dan memanfaatkan gelar yang diberikan oleh Belanda untuk mengkhianati mereka.
Akhirnya, Teuku Umar terdesak saat berada di pinggiran Kota Meulaboh dan gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Kisah kepemimpinan dan perjuangan Teuku Umar menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Sumber: https://prabowosubianto.com/pejuang-nasional-teuku-umar/