Sunday, September 21, 2025

Sejarah Israel yang Mencakup Masa Penjajahan atas Palestina secara Komprehensif

Share

- Advertisement -

Kisah panjang penjajahan Israel dan perlawanan Palestina telah berlangsung selama tiga abad yang berbeda. Di bawah ini adalah peristiwa kunci yang mempengaruhi perjuangan panjang tersebut.

Abad ke-19:
Pada tahun 1897, Theodor Herzl memimpin Kongres Zionis Pertama. Mereka sepakat untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina yang pada saat itu dikuasai oleh Turki Utsmani. Dukungan keuangan dari bankir-bankir Yahudi di Eropa mendukung gerakan ini. Melalui dana tersebut, imigran Yahudi mulai datang ke Palestina dan membeli tanah dari warga Arab yang sudah tinggal di sana sejak berabad-abad.

Pada tahun 1897 tersebut, komisi Arab dibentuk di Yerusalem untuk menghentikan pencaplokan lahan oleh imigran Yahudi. Warga Arab mulai curiga terhadap rencana pendirian negara Israel.

Abad ke-20:
Pada awal abad ke-20, dengan semakin banyaknya imigran Yahudi, kesadaran nasionalisme juga muncul di kalangan Arab pribumi. Mereka juga bermimpi memiliki negara mereka sendiri di Palestina dan muak melihat perlakuan semena-mena dari para tuan tanah Yahudi.

Pada tahun 1915, Inggris berhasil membujuk Syarif Makkah Hussein bin Ali untuk memberontak melawan Turki Utsmani dengan harapan mendirikan negara Arab yang meliputi sebagian besar Timur Tengah, termasuk Palestina.

Pada tanggal 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, mengumumkan dukungan Inggris terhadap pendirian negara Yahudi di Palestina melalui Deklarasi Balfour, yang disokong oleh para bankir Yahudi. Deklarasi ini dianggap sebagai pengkhianatan terhadap janji Inggris sebelumnya oleh komunitas Arab.

Deklarasi Balfour juga memicu imigrasi besar-besaran Yahudi ke Palestina. Populasi Yahudi meningkat drastis dari 5% menjadi 30% pada tahun 1935.

Pada tahun 1918, Inggris menduduki Palestina setelah memenangkan Perang Dunia I. Sejak itu, kebijakan pro-Yahudi dijalankan oleh Inggris. Ini termasuk membayar upah yang lebih tinggi kepada pekerja Yahudi dan melarang bendera Arab berkibar. Pada tahun 1919, aktivis dan media Zionis mulai mengampanyekan pengusiran total etnis Arab dari Palestina.

Bentrokan antara etnis Arab dan imigran Yahudi semakin sering terjadi sejak tahun 1920-an. Bentrokan ini mencapai puncaknya pada pertengahan hingga akhir 1930-an, ketika dua ulama Palestina, Izzudin al-Qassam dan Amin al-Husseini, melancarkan pemogokan massal. Pemberontakan tersebut ditekan secara brutal oleh Inggris, mengakibatkan sekitar 19 ribu warga Arab tewas.

Setelah kekerasan pada tahun 1930-an, Inggris mengurangi tindakan represifnya. Pada tahun 1939, Inggris menerapkan kebijakan pembatasan imigran Yahudi dan menolak pembentukan negara khusus untuk Yahudi. Pembentukan negara baru juga harus melalui persetuju

Baca Lainnya

Berita Terbaru