Sunday, September 21, 2025

Memahami Nebulasi untuk Meningkatkan Manfaatnya pada Sistem Pernapasan

Share

- Advertisement -

Pakar kesehatan dari RSCM, Prof Dr dr Bambang Supriyatno, Sp.A(K), menyatakan bahwa nebulisasi atau terapi inhalasi tidak memiliki manfaat untuk infeksi saluran pernapasan akut bagian atas, seperti selesma atau flu. Selesma adalah infeksi virus umum yang mempengaruhi hidung dan tenggorokan. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan gejalanya akan sembuh dalam dua minggu.

Bambang mengatakan bahwa nebulisasi tidak berguna sama sekali jika dilakukan pada batuk akibat infeksi saluran pernapasan atas di luar rongga dada, seperti selesma atau flu. Namun, terapi inhalasi dapat bermanfaat untuk mengatasi penyakit seperti asma, radang saluran pernapasan bagian bawah, atau di dalam rongga dada.

Secara umum, terapi inhalasi adalah metode pemberian obat melalui inhalasi ke saluran pernapasan. Metode ini mengubah obat cair menjadi bentuk aerosol agar lebih mudah dihirup dan masuk ke saluran pernapasan. Beberapa pakar kesehatan berpendapat bahwa terapi ini cukup bermanfaat, tetapi ada juga yang beranggapan sebaliknya.

Penelitian tentang pemberian inhalasi budesonid pada bronkiolitis atau penyakit infeksi saluran pernapasan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dengan plasebo. Bambang mengatakan bahwa anak-anak yang mengalami batuk pilek namun masih bisa tidur nyenyak, makan dan minum dengan baik, berat badan tetap naik, dan tetap aktif tidak perlu pengobatan kecuali obat luar seperti balsam atau pelega hidung.

Anak-anak juga tidak membutuhkan antibiotik karena sebagian besar batuk pilek disebabkan oleh infeksi virus. Namun, terkait penggunaan herbal seperti kunyit atau meniran untuk mengatasi batuk dan pilek pada anak-anak, Bambang memperbolehkannya asalkan orang tua mengetahui dosis dan jenis herbal yang diberikan.

Sumber: Tempo.co

Baca Lainnya

Berita Terbaru