Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ardian Sopa mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka perlu membentuk koalisi semi permanen selama 20 tahun untuk memastikan program-program strategis mereka dapat tercapai dengan baik. Menurutnya, program-program seperti pemindahan ibu kota, hilirisasi, digitalisasi, dan program makan siang gratis membutuhkan konsolidasi yang kuat selama minimal 20 tahun agar tidak tergoyahkan.
Ardian juga menekankan pentingnya pembentukan koalisi besar bagi Prabowo-Gibran karena posisi partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak mendominasi kursi di DPR RI. Hal ini dikarenakan suara yang dimiliki KIM di DPR hanya sebesar 43,1 persen, dengan kontribusi dari Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PAN.
LSI Denny JA melakukan survei terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia untuk mengukur respon masyarakat terhadap wacana pembentukan koalisi semi permanen ini. Hasil survei menunjukkan bahwa 75,8 persen responden setuju dengan wacana tersebut.
Dari hasil survei juga terlihat bahwa pemilih yang paling setuju dengan konsep koalisi semi permanen adalah pemilih Ganjar Pranowo-Mahfud Md, diikuti oleh pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pemilih Partai Demokrat juga menjadi yang paling setuju dengan pembentukan koalisi semi permanen.
Metode survei yang digunakan meliputi face-to-face interview dan margin of error survei sebesar 2,9 persen. Selain itu, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dengan metode analisis media, in-depth interview, expert judgement, dan focus group discussion.
Artikel ini ditulis oleh Walda Marison dan disunting oleh Chandra Hamdani Noor.