Tuesday, November 11, 2025

Pembatalan Pemilu Rumania Ungkap Serangan Siber yang Didukung Negara Asing

Share

- Advertisement -

Insiden dibatalkannya hasil putaran pertama pemilu presiden Rumania oleh Mahkamah Konstitusi (CCR) pada Desember 2024 patut menjadi sorotan besar, khususnya bagi negara-negara lain yang baru tumbuh sebagai demokrasi digital dan dihadapkan pada tantangan keamanan siber, seperti Indonesia.

Kejadian tersebut menyoroti kenyataan baru bahwa serangan siber yang dilakukan oleh aktor negara tidak lagi sekadar dianggap kriminal, melainkan telah menjadi instrumen utama perang asimetris untuk mengguncang pilar-pilar demokrasi.

Hasil investigasi intelijen mengungkap bahwa keputusan pembatalan pemilu diambil setelah terjadinya gelombang serangan siber dan disinformasi yang saling terintegrasi—strategi yang kerap digolongkan sebagai hybrid attack.

Rangkaian Serangan Hibrida Mengguncang Proses Demokrasi

1. Penargetan Infrastruktur Digital Kritis dalam Skala Besar

Data dari Dinas Intelijen Rumania (SRI) menunjukkan lebih dari 85.000 upaya intrusi siber diarahkan ke infrastruktur IT pemilu dan platform elektoral menjelang dan saat pemungutan suara. Serangan ini sangat terfokus pada sistem pengumpulan serta penghitungan suara secara elektronik, bukan hanya bertujuan mencuri data, tetapi juga berpotensi mengubah atau menghapus hasil pemilihan. Tingkat kerumitan serangan tersebut dan volume upaya yang simultan mengindikasikan keterlibatan aktor dengan sumber daya dan keahlian tingkat negara.

2. Operasi Pengaruh Lewat Disinformasi Terkontrol

Laporan intelijen menyebutkan adanya operasi pengaruh besar-besaran di dunia maya, diduga kuat bersumber dari Rusia. Operasi ini memanfaatkan media sosial, seperti TikTok dan Telegram, untuk menyebarkan konten yang menggiring narasi mendukung kandidat ultra-nasionalis pro-Moskow, Calin Georgescu, yaitu calon presiden yang muncul sebagai pemenang di babak awal. Tak hanya itu, kampanye ini juga dikaitkan dengan transfer dana ilegal ke sejumlah influencer yang bertugas menyebarkan informasi palsu demi memperkuat efek kampanye di masyarakat.

Setelah menelaah seluruh fakta dan dampak ke publik, Mahkamah Konstitusi Rumania menilai intervensi digital tersebut telah melanggar asas kejujuran dan integritas pemilu, sehingga hasil yang sempat diumumkan dinyatakan batal dan mewajibkan pemilu diulang.

Pelajaran Penting Bagi Indonesia: Mencegah Kerusakan Demokrasi Sejak Dini

Kasus serupa menjadi refleksi bagi Indonesia, negara dengan jumlah pemilih digital yang besar, bahwa perang di dunia maya kini menjadi arena kontestasi utama dalam mempertahankan kedaulatan demokrasi. Risiko serangan tidak hanya berupa pencurian identitas digital, tetapi sudah menyangkut upaya pembelahan bangsa dan pelemahan sistem nasional.

Beberapa risiko nyatanya adalah:

1. Ancaman pada Legitimasi Pemilu: Penyerangan pada sistem vital seperti server Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat menyebabkan kepanikan, penolakan hasil oleh publik, hingga memancing krisis politik baru.

2. Disinformasi yang Memecah Masyarakat: Penyebaran hoaks dan kampanye terkoordinir oleh aktor asing lewat konten palsu ataupun otomatisasi akun bot bisa memperdalam perpecahan, menurunkan kepercayaan masyarakat pada lembaga demokrasi.

3. Pelemahan Kedaulatan: Keterlibatan negara asing dalam penentuan hasil pemilu, baik dengan manipulasi digital ataupun narasi, adalah bentuk nyata pelanggaran hak bangsa untuk merumuskan masa depannya sendiri.

Maka, bukan saatnya Indonesia hanya fokus pada penertiban siber sebagai tindak kriminal semata. Peran lembaga-lembaga seperti POLRI, BSSN, TNI, hingga regulator digital harus diperkuat untuk mewujudkan sistem keamanan nasional yang solid dan responsif.

Prioritas harus diberikan pada peningkatan pengawasan siber, pengembangan kemampuan identifikasi dan atribusi terhadap pelaku, serta strategi meningkatkan kesadaran digital di tingkat masyarakat luas, agar upaya perlindungan demokrasi tidak tertinggal oleh evolusi ancaman digital global yang semakin agresif dan terorganisir.

Sumber: Ancaman Nyata Invasi Siber: Serangan Hibrida, Disinformasi Digital, Dan Ancaman Terhadap Demokrasi Indonesia
Sumber: Ancaman Nyata Invasi Siber: Ketika Demokrasi Di Indonesia Terancam

Baca Lainnya

Berita Terbaru