Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah mengeluarkan analisis mengenai pergeseran valuasi di pasar informasi digital, di tengah disrupsi media sosial dan maraknya hoaks. Menurut Kemkomdigi, kredibilitas saat ini telah menjadi aset komoditas paling berharga yang mengalahkan metrik klik yang bersifat sensasional. Pemerintah menyoroti biaya eksternalitas tinggi berupa “krisis kepercayaan publik” akibat penyebaran berita bohong dan misinformasi yang masif, dalam dominasi platform media sosial sebagai agregator konten. Untuk mengurangi risiko ini, Kemkomdigi menyarankan sinergi strategis antara platform media sosial dan institusi pers (media mainstream).
Menurut Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, dalam keterangan resminya, kecepatan tidak boleh mengorbankan akurasi, yang merupakan hak dasar publik. Fifi menyatakan pentingnya akurasi dalam menyampaikan informasi. Melalui analisisnya, Fifi memetakan aset yang dimiliki oleh kedua entitas tersebut dan mengusulkan langkah-langkah untuk meningkatkan kredibilitas dan mengatasi masalah penyebaran hoaks dan misinformasi di era digital saat ini.
