Apple sekarang telah menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memperbaiki bug. Saat ini Apple sedang melakukan tiga studi baru yang menyoroti kemampuan AI untuk memprediksi bug, menulis tes otomatis, dan memperbaiki kode perangkat lunak. Para peneliti Apple telah bekerja secara intensif untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan ini, menghasilkan pengetahuan berharga tentang potensi AI dalam memperbaiki kerusakan perangkat lunak.
Salah satu penelitian tersebut memfokuskan pada prediksi bug dengan menggunakan model ADE-QVAET yang menggabungkan teknik Adaptive Differential Evolution (ADE), Quantum Variational Autoencoder (QVAE), lapisan Transformer, serta Adaptive Noise Reduction and Augmentation (ANRA). Model ini tidak hanya memeriksa kode langsung, namun juga menganalisis metrik dan data struktural dari basis kode untuk menemukan pola yang mungkin menandakan kemungkinan adanya bug.
Dalam uji coba pada dataset Kaggle khusus prediksi bug, model ini berhasil mencapai akurasi hingga 98,08 persen, kepresisian 92,45 persen, recall 94,67 persen, dan F1-score 98,12 persen. Hasil yang menjanjikan ini menunjukkan potensi besar dari penggunaan AI dalam mendeteksi dan memperbaiki bug dalam perangkat lunak. Apple terus melakukan penelitian yang inovatif untuk mengoptimalkan peran AI dalam perbaikan bug, membuka peluang baru dalam pengembangan perangkat lunak secara efisien.
