Setelah pertimbangan yang matang, Presiden AS, Donald Trump, memutuskan untuk menunda persetujuan serangan terhadap Iran. Keraguan muncul terkait kemampuan bom ‘penghancur bunker’ GBU-57 seberat 30.000 pon yang direncanakan untuk digunakan. Pejabat senior Gedung Putih dan Pentagon berselisih pendapat mengenai kemampuan bom tersebut untuk menghancurkan fasilitas nuklir yang tidak dapat ditembus di Fordow, Iran. Trump mengungkapkan kekhawatiran pribadi bahwa tindakan militer hanya akan dilakukan jika ada kepastian bahwa bom itu dapat menghancurkan seluruh lokasi pengayaan nuklir. Tindakan tersebut tidak hanya bersifat satu kali dan rekonstruksi Fordow bisa dilakukan dengan cepat. Meskipun terdengar dramatis, namun realitasnya tidak sesederhana itu, demikian ditegaskan oleh Mayjen Randy Manner, mantan wakil direktur Defense Threat Reduction Agency (DTRA).

Share
- Advertisement -
Baca Lainnya