Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengklaim bahwa proyek Giant Sea Wall Pantura, yang bertujuan melindungi masyarakat pantai di sepanjang garis pantai utara Jawa, sudah tidak lagi hanya berupa wacana. Pada Konferensi Infrastruktur Internasional di Jakarta Convention Center (JCC) pada hari Rabu (12 Juni), Prabowo menyatakan bahwa proyek yang telah tertunda selama hampir tiga dekade akhirnya akan dimulai.
Proyek dinding laut ini dianggap penting karena komunitas pantai sering kali mengalami banjir pasang, penurunan tanah, dan kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim. Proyek tersebut telah direncanakan oleh Bappenas sejak tahun 1995, namun setelah sekian lama, akan segera diwujudkan tanpa penundaan lebih lanjut.
Menggunakan anggaran sekitar $80 miliar dan membutuhkan waktu 15-20 tahun untuk diselesaikan, proyek besar ini akan melintasi sekitar 500 kilometer, dari Banten hingga Gresik. Prabowo menegaskan bahwa meskipun konstruksi memakan waktu lama, proyek ini tidak akan ditunda lagi.
Pemerintah akan mengambil langkah pertama dengan mendirikan otoritas khusus, yaitu North Coast Java Sea Wall Authority, untuk mengawasi proyek tersebut. Dinding laut diharapkan memberikan perlindungan bagi area residensial, pelabuhan, zona industri, dan pusat logistik nasional di sepanjang pantai utara Jawa.
Prioritas konstruksi awal akan difokuskan pada Jakarta dan Semarang, daerah yang paling terdampak. Prabowo menyambut perusahaan dari berbagai negara untuk berpartisipasi, tetapi tidak akan menunggu lama dan akan menggunakan sumber daya nasional jika perlu.
Dalam upaya memastikan implementasi yang cepat dan terkoordinasi, Prabowo merencanakan pendirian badan pengelola khusus untuk memantau proyek ini. Meskipun tidak tahu siapa presiden yang akan melihat proyek selesai, yang terpenting adalah memulai proyek tersebut segera.