Sebuah universitas seni di Wina telah membuat keputusan mengejutkan dengan mendaftarkan mahasiswa AI pertamanya dalam program seni digital. Keputusan ini menimbulkan perdebatan tentang peran kecerdasan buatan dalam seni serta penggunaan platform seperti ChatGPT untuk membantu memecahkan masalah sehari-hari. Mahasiswa AI non-biner tersebut, bernama Flynn, dikembangkan oleh Chiara Kristler, seorang mahasiswa tanpa latar belakang IT. Proses pendaftarannya sama seperti siswa lainnya, meliputi wawancara, portofolio, dan tes kesesuaian. Pengembangan Flynn menggunakan model bahasa besar (LLM) dan perangkat pembangkitan sumber terbuka. Langkah ini menunjukkan bahwa kecerdasan buatan mendapatkan tempatnya dalam dunia seni digital, meskipun ini masih menimbulkan kebingungan bagi banyak orang.
Share
- Advertisement -
Baca Lainnya
