Indonesia menghadapi tantangan besar dalam eliminasi Tuberkulosis (TBC). Dengan lebih dari 1 juta kasus dan 125.000 kematian setiap tahun, TBC menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Indonesia saat ini menempati peringkat kedua dalam jumlah kasus TBC di dunia. Beberapa provinsi di Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan menjadi penyumbang kasus tertinggi.
Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina, menekankan pentingnya akselerasi program penanggulangan TBC secara menyeluruh. Inisiasi pengobatan TBC sensitif obat (SO) masih di bawah target 90%, sementara keberhasilan pengobatan TBC resisten obat (RO) baru mencapai 58%, jauh dari target 80%.
Untuk mempercepat eliminasi TBC, Kementerian Kesehatan menerapkan enam strategi utama seperti penguatan promosi dan pencegahan, serta integrasi data dengan rumah sakit dan puskesmas. Kolaborasi lintas sektor dengan pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC juga menjadi fokus. Eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan memerlukan keterlibatan seluruh pihak.
Peran Pemerintah Daerah dalam penanggulangan TBC juga penting. Program Quick Win dicanangkan untuk menurunkan kasus TBC sebesar 50% dalam lima tahun. Komitmen pemerintah daerah penting dalam penanganan masalah ini. Pemerintah memastikan alokasi anggaran yang tepat untuk mencapai target nasional deteksi kasus, inisiasi pengobatan, dan keberhasilan pengobatan.
Komunitas juga memiliki peran vital dalam eliminasi TBC dengan menjalankan berbagai kegiatan penting. Program komunitas TBC telah mencapai banyak keberhasilan, namun tantangan terbesar terletak pada aspek pendanaan. Dukungan pemerintah dalam alokasi anggaran nasional dan perlindungan sosial bagi pasien TBC sangat dibutuhkan.
WHO menetapkan target eliminasi TBC dengan menurunkan insidensinya menjadi kurang dari 1 kasus per 1 juta penduduk pada tahun 2050. Penelitian dan pengembangan vaksin TBC seperti M72/AS01E menjadi salah satu strategi penting untuk mencapai target ini. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, peneliti, dan masyarakat luas, akan sangat dibutuhkan.
Dengan kerja sama yang erat dan upaya bersama, eliminasi TBC pada tahun 2050 bisa tercapai, menciptakan masa depan yang bebas dari penyakit yang mematikan ini. Ayo bersatu dalam mengakhiri TBC.