Menurut perkiraan, puncak arus mudik Lebaran tahun 2025 diperkirakan akan terjadi pada H-3 atau Jumat, 28 Maret 2025, sementara arus balik diprediksi akan terjadi pada H+5 atau 6 April 2025. Jumlah orang yang melakukan pergerakan untuk mudik diperkirakan mencapai 12,1 juta, sedangkan pada arus balik diperkirakan mencapai 31,49 juta. Data dari Badan Kebijakan Transportasi menunjukkan bahwa dari 146,48 juta orang yang akan mudik, transportasi darat terutama mobil pribadi menjadi pilihan terbanyak, dengan 33,69 juta atau 23%.
Pada musim mudik 2025, daerah asal terbanyak adalah Jawa Barat dengan 30,9 juta orang, diikuti oleh Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan DKI Jakarta. Sedangkan daerah tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah, diikuti oleh Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sumatera Utara.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, memastikan bahwa Angkutan Lebaran 2025 akan diselenggarakan dengan aman, nyaman, selamat, dan terkendali. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi lintas sektor, menerapkan kebijakan efektif, dan mengantisipasi lonjakan pemudik yang dapat menyebabkan kepadatan di jalur. Korlantas Polri bersiap menggelar Operasi Ketupat 2025 dan menerapkan skema contra flow dan one way untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
Pada masa mudik dan balik 2025, kepolisian akan melarang kendaraan dengan sumbu tiga untuk masuk jalur arteri dan tol pada periode 24 Maret hingga 8 April 2025. Beberapa truk akan mengalami pembatasan operasional, namun truk yang membawa barang penting seperti bahan bakar minyak, pangan, dan kebutuhan pokok tetap diperbolehkan melintas. Pembatasan operasional angkutan barang berlaku sesuai dengan SKB yang telah ditetapkan.