Tuesday, April 29, 2025

Peningkatan Titik Panas Asia Tenggara: Penemuan Baru!

Share

Kebakaran hutan yang terjadi secara sporadis di Asia Tenggara telah memicu kekhawatiran akan dampak buruk kabut asap bagi perekonomian dan masyarakat setempat. Kejadian ini mengingatkan kita pada musim kabut asap tahun 1997 yang berdampak luas. Mulai dari Thailand hingga Kamboja, kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut menimbulkan ancaman polusi udara yang semakin meningkat, terutama saat musim panas tiba beberapa bulan mendatang.

Biasanya, fenomena kebakaran hutan ini terjadi antara bulan Desember hingga April saat petani melakukan pembakaran lahan sebagai bagian dari persiapan untuk musim tanam baru. Upaya penanganan kebakaran hutan telah dilakukan sejak Januari oleh Thailand untuk mengurangi kadar PM2,5, partikel halus berbahaya, di udara dengan menandatangani perjanjian dengan negara ASEAN lainnya untuk mengatasi masalah kabut asap lintas batas.

Profesor Madya Dr. Helena Varkkey dari Departemen Studi Internasional dan Strategis, Universitas Malaya, menyebutkan bahwa Thailand telah menunjukkan peran proaktif dalam menangani masalah kabut asap tidak hanya di tingkat regional tetapi juga nasional. Kesadaran akan bahaya PM2.5 di kalangan masyarakat Thailand cukup tinggi, yang tercermin dalam perannya yang aktif dalam upaya bersama ASEAN. Helena juga menekankan pentingnya negara-negara ASEAN lainnya untuk meniru langkah-langkah Thailand dalam penanganan kabut asap lintas batas.

Pusat Meteorologi Khusus ASEAN melaporkan kondisi kering di sebagian besar wilayah Mekong, dengan citra satelit menunjukkan titik panas terisolasi di Kamboja utara dan Myanmar tengah, serta titik panas tersebar di sepanjang Sungai Mekong. Fenomena ini menjadi peringatan penting bagi seluruh masyarakat Asia Tenggara tentang perlunya kerja sama dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan demi menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Baca Lainnya

Berita Terbaru