Howard Lutnick, seorang pemodal kaya, telah diukuhkan sebagai Menteri Perdagangan AS oleh Senat. Sebagai CEO perusahaan investasi Cantor Fitzgerald, Lutnick akan bertanggung jawab atas pengawasan 50.000 karyawan di Departemen Perdagangan yang terlibat dalam berbagai aktivitas seperti pengumpulan statistik ekonomi, sensus, dan penerbitan laporan cuaca. Perannya juga akan mencakup manajemen rencana agresif Presiden Trump terkait pajak impor untuk mitra dagang AS. Hasil pemungutan suara di Senat menunjukkan keberhasilan Lutnick dengan suara 51-45.
Trump melihat tarif sebagai alat ekonomi yang beragam, berfungsi untuk mengumpulkan dana tambahan, melindungi industri AS, dan menekan negara lain untuk membuat konsesi. Meskipun demikian, banyak ekonom skeptis terhadap efektivitas tarif, mengingat potensi dampak negatifnya pada konsumen AS dan inflasi secara keseluruhan. Meski begitu, dalam konfirmasi Senat sebelumnya, Lutnick menyatakan dukungannya terhadap tarif sebagai cara untuk menekan negara lain agar mengurangi hambatan ekspor AS.
Trump juga telah mengumumkan rencana tarif “timbal balik” untuk menanggapi pajak impor yang lebih tinggi dari negara lain. Langkah tersebut berpotensi merusak aturan perdagangan dunia yang telah ada selama beberapa dekade. Selain itu, Trump telah menerapkan tarif 10% pada impor barang dari China dan menunda tarif 25% terhadap barang dari Kanada dan Meksiko.
Sebagai CEO Cantor Fitzgerald, Lutnick memiliki pengalaman yang mendalam dalam menghadapi tantangan, termasuk serangan teroris pada 11 September 2001 yang menimpa kantor perusahaannya di World Trade Center. Meskipun mengalami banyak kehilangan, Lutnick berhasil membawa perusahaannya pulih dan kini berjanji untuk menjual semua aset bisnisnya. Dengan latar belakang ini, diharapkan Lutnick dapat mengemban tugas barunya dengan baik di Departemen Perdagangan AS.