Pusat data Harley-Davidson telah berhasil diretas oleh sekelompok hacker yang menamakan diri mereka “888”, yang mengakibatkan data pribadi dari 66.700 pelanggan terancam tersebar luas. Informasi yang berhasil dicuri mencakup detail pribadi seperti nama, alamat, email, dan preferensi kendaraan. Kelompok “888” ini dikenal sebagai pelaku kejahatan siber yang sering membocorkan data hasil peretasan tingkat tinggi dan juga dikaitkan dengan kelompok “cyberniggers” yang memiliki reputasi buruk di dunia maya.
Kebocoran data pribadi ini dapat menyebabkan berbagai masalah seperti pencurian identitas, penipuan keuangan, dan serangan phishing. Hal ini juga dapat merusak reputasi perusahaan dan berpotensi mengakibatkan denda besar jika melanggar peraturan perlindungan data. Kasus Harley-Davidson ini menegaskan pentingnya keamanan siber dan perlindungan data pribadi bagi perusahaan yang memiliki data sensitif pelanggan.
Data dan tren menunjukkan peningkatan signifikan dalam serangan siber secara global, dengan perkiraan kerugian akibat kejahatan siber mencapai triliunan dolar per tahun. Harley-Davidson perlu mengambil langkah-langkah untuk bertanggung jawab atas kebocoran data dan melindungi data pelanggan mereka, sedangkan para pelanggan juga disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi mereka.
