Friday, January 24, 2025

Bos Perusahaan Animasi di Menteng Juga Pernah Ancam Bunuh Karyawannya

Share

Rabu, 18 September 2024 – 00:17 WIB

Jakarta, VIVA – Salah satu karyawan Perusahaan game art dan animasi, Brandoville Studio, dengan inisial CS mengaku juga pernah diancam dibunuh oleh bosnya, Cherry Lai. Cherry adalah warga negara asing (WNA) asal Hongkong.

Baca Juga :

Polisi Gandeng Kemenaker hingga Imigrasi Buru Bos Perusahaan Animasi yang Diduga Aniaya Karyawan

“Keterangannya seperti itu (ada ancaman pembunuhan). Namun, nanti akan kami dalami ancaman pembunuhannya itu seperti apa,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Polisi Muhammad Firdaus pada Selasa, 17 September 2024.

Namun, Firdaus mengatakan kasus mengenai pengancaman dilaporkan korban ke Polda Metro Jaya, bukan ke Polres Metro Jakarta Pusat. Kasus yang ditanganinya terkait dengan tindak pidana yang terkait dengan Undang-undang Ketenagakerjaan.

Baca Juga :

Pengakuan Mengejutkan Karyawan Perusahaan Animasi di Menteng Soal Kelakuan Bosnya

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro disebut telah membentuk tim khusus.

“Ancaman pembunuhan itu yang laporannya di Polda. Kalau di sini terkait Undang-undang Ketenagakerjaan,” ujar Firdaus.

Baca Juga :

Disnaker Jakarta: Perusahaan Animasi di Menteng Lakukan Pelanggaran Pidana

Ilustrasi kekerasan perempuan

Ilustrasi kekerasan perempuan

Photo :

  • www.pixabay.com/Counselling

“Kalau untuk kekerasannya itu sudah dilaporkan di Polda Metro Jaya, yang terkait laporan di Polres Metro Jakarta Pusat itu terkait dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Pasal 78 dan Pasal 79,” jelas Firdaus.

Sebelumnya, seorang karyawan wanita dengan inisial CS melaporkan bos perusahaan game art dan animasi ‘BS’ di Menteng ke Polres Metro Jakarta Pusat. Dia melaporkan terkait dugaan kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan bosnya.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus membenarkan laporan tersebut. Dia mengatakan, bos perusahaan art dan animasi yang dilaporkan adalah seorang warga negara Hongkong.

“Korban sudah membuat laporan. (Inisialnya terlapor CL, warga negara Hongkong,” kata Firdaus saat dihubungi wartawan, Senin, 16 September 2024.

CS (27 tahun) yang bekerja di perusahaan game dan animasi di kawasan Jakarta Pusat menceritakan pengalaman pahitnya sebagai korban kekerasan dari atasannya, C (43 tahun).

CS menceritakan pengalaman pahitnya yang telah berlangsung selama dua tahun. Kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik, verbal, psikologis, dan bahkan pelecehan seksual.

“Saya mengalami berbagai bentuk kekerasan, mulai dari fisik, verbal, hingga kekerasan psikologis, dan ada unsur pelecehan seksual juga,” ujar CS.

CS mengakui bahwa kekerasan yang dialaminya dimulai sejak tahun 2022. Namun, puncaknya terjadi pada 2024 ketika C mulai melakukan kekerasan fisik secara langsung.

Menurut pengakuan CS, pada tahun-tahun awal, C memaksa CS untuk menyakiti dirinya sendiri sebagai bentuk kekerasan.

“Di tahun-tahun awal, dia tidak memukul saya secara langsung. Dia lebih sering menyuruh saya menampar diri saya sendiri sekeras mungkin. Perintah itu bisa diterima hingga 100 kali setiap kali saya melakukan kesalahan,” kata CS dengan suara bergetar.

CS menyatakan jika dia merasa tidak cukup keras dalam menyakiti dirinya sendiri, C akan memaksanya untuk mengulangi tindakan tersebut.

“Jika dia merasa tamparannya tidak cukup keras, dia akan menyuruh saya mengulanginya. Setiap tamparan harus disertai suara keras dan dilakukan di kedua pipi. Dia sangat senang jika kacamata saya sampai terlepas,” ujar CS.

Selain itu, CS juga dipaksa menjalani hukuman fisik yang berat. Salah satu hukuman paling berat adalah disuruh berlari naik turun tangga sebanyak 45 kali dalam satu malam.

“Saya harus lari naik turun lima lantai sebanyak 45 kali dalam satu malam. Itu sungguh melelahkan,” ujarnya.

Pada bulan Mei 2024, CS mengalami kekerasan yang paling parah ketika bos memerintahkannya untuk membenturkan kepalanya sendiri ke tembok di lantai tiga kantor.

Saat pertama kali diperintahkan untuk melakukannya, CS mengaku tidak percaya bahwa sang bos akan tega memberikan perintah sekejam itu.

“Awalnya, saya tidak percaya ketika dia menyuruh saya membenturkan kepala ke tembok. Saya hanya melakukannya pelan, tetapi dia marah dan mengatakan saya harus melakukannya dengan keras,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Sebelumnya, seorang karyawan wanita dengan inisial CS melaporkan bos perusahaan game art dan animasi ‘BS’ di Menteng ke Polres Metro Jakarta Pusat. Dia melaporkan terkait dugaan kasus penganiayaan yang dilakukan bosnya.

Halaman Selanjutnya

Source link

Baca Lainnya

Berita Terbaru