Thursday, June 12, 2025

MAJOR GENERAL TNI (RET.) SUHARTONO SURATMAN

Share

- Advertisement -

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga adalah seorang penembak yang hebat. Dia juga sangat pandai berenang. Biasanya, seseorang yang baik dalam freefall tidak bisa menyelam, atau seorang penyelam tidak pandai dalam freefall. Namun, Pak Tono sangat mahir dalam kedua hal tersebut. Dia adalah anggota Pasukan Katak. Dia juga sangat pandai dalam karate. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah seorang Perwira TNI yang memberikan contoh yang baik dan seharusnya menjadi panutan bagi anak buahnya dan generasi mendatang.

Ketika saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang tepat untuk menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara. Saya bertanya, ‘Pak Tono Suratman, apakah Anda bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara?’

‘Saya bersedia’. Bayangkan patriotisme dari pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi PANGDAM Kalimantan. Sekarang dia sudah pensiun, namun dia bersedia menjadi kepala sekolah Taruna Nusantara.

Tono Suratman adalah juniorku sejak satu tahun. Kami sudah bersama untuk waktu yang cukup lama. Meskipun perbedaan usia kami, kami sangat dekat. Bagi saya, dia seperti adik sendiri. Ketika kami masih bujang, dia sering menginap di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4.

Saat saya menjadi Komandan Kompi (DANKI), dia adalah Komandan Peleton (DANTON) 1. Kami berdua ditempatkan di Timor Timur. Dia bergabung dengan Nanggala 28. Kode sandi saya adalah Kancil; dia, di sisi lain, adalah Kancil Satu. Di sana, saya melihat bagaimana dia muncul sebagai seorang perwira lapangan yang luar biasa.

Sejak dia menjadi taruna, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim anggar nasional. Dia juga anggota tim renang AKMIL; dan juga seorang penembak yang hebat.

Dia mengeluarkan dirinya sebagai seorang perwira muda di KOPASSUS. Saat saya menjadi Wakil Komandan Detasemen 81, saya menyarankan kepada Pak Luhut sebagai atasan saya untuk menunjuk Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak satuan kontra-teror. Sejak itu, saya sering pergi ke medan perang dengan Pak Tono.

Selama karirnya, akhirnya dia menjadi Komandan Grup Para Commando KOPASSUS 1. Dia juga menggantikan saya sebagai Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan KOPASSUS (PUSDIKPASSUS). Dia juga memimpin pasukan tugas Rajawali, yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua KODAM. Kompi-kompi ini secara khusus dilatih dalam taktik anti gerilya, yang kami sebut pasukan pemburu. Setelah pelatihan, pasukan tugas Rajawali ditempatkan di Timor Timur. Pasukan tugas ini sangat efektif dalam pertempuran. Ini adalah pendahulu Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga seorang penembak yang hebat. Dia sangat mahir dalam menembak pistol, senjata serbu, dll. Dia juga seorang perenang yang handal, tidak heran, karena dia memimpin Pasukan Katak dari Detasemen 81. Dia berlatih dengan Pasukan Katak elit Angkatan Laut (KOPASKA). Selain itu, dia juga adalah seorang penyelam tempur dan terjun payung freefall yang luar biasa.

Biasanya, seseorang yang sangat baik dalam freefall tidak bisa menyelam, dan sebaliknya. Namun, Pak Tono sangat mahir dalam keduanya. Dia juga pandai dalam karate. Dia adalah pribadi yang berpengetahuan luas. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah panutan yang hebat dan diidolakan oleh para perwira dan generasi muda.

Ketika saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya bertekad untuk meningkatkan Sekolah Menengah Taruna Nusantara, yang didirikan di bawah naungan Kementerian Pertahanan. Sekolah Menengah Taruna Nusantara didirikan oleh Pak Benny Moerdani. Ketika saya masih seorang perwira muda waktu itu, saya terlibat dalam merancang konsep awal sekolah dan menyampaikannya kepada Pak Benny Moerdani.

Ketika saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang tepat untuk menjadi kepala sekolah, jadi saya bertanya kepada Pak Tono. ‘Pak Tono, apakah Anda bersedia menjadi Kepala Taruna Nusantara?’

‘ Siap. Saya bersedia!’, jawab Pak Tono tanpa ragu.

Bayangkan patriotisme dari pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Panglima Komando Teritorial di Kalimantan. Dia sudah pensiun, namun dia bersedia menjadi kepala sekolah Taruna Nusantara. Dia menganggap sekolah ini sebagai ‘nangka’ untuk mendidik dan melatih siswa-siswa yang luar biasa yang nantinya akan menjadi pemimpin superior, penting bagi masa depan negara dan bangsa. Pak Tono adalah juniorku yang kepemimpinannya harus diajarkan dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Menurut pendapat saya, dia seharusnya menjadi komandan Pasukan Khusus Indonesia karena dia adalah seorang perwira komando yang lebih baik daripada saya, dan mungkin bahkan Komandan KOSTRAD.

Source link

Baca Lainnya

Berita Terbaru